Wagub Emil sempat kaget saat meninjau harga cabai di Pasar Basah Trenggalek yang tembus hingga lebih dari Rp 70 ribu per kg. Pihaknya yakin kenaikan harga bukan akibat permainan yang dilakukan para distributor. Melainkan akibat ketersediaan di tingkat petani yang minim.
"Ini biasanya terjadi karena masalah timing saja sebetulnya. Sebelumnya saat Lebaran harga cabai anjlok karena petani ramai-ramai tanam cabai. Namun saat panen pasokan melimpah sehingga harga turun. Sedangkan saat ini kebalikannya," kata Emil Dardak di Trenggalek, Minggu (21/7/2019).
Pihaknya optimis harga cabai akan kembali normal dalam beberapa pekan mendatang. Itu karena sejumlah daerah yang menjadi sentra pertanian cabai di Jawa Timur seperti Blitar, Tulungagung dan Nganjuk sudah memasuki masa panen.
Meski demikian, pihaknya masih akan terus melakukan pemantauan harga cabai tersebut. Sehingga diketahui penyebab pastinya dan bisa diambil langkah strategis apabila terjadi gejolak pasar yang tidak wajar.
"Kalau ini masih wajar karena stok yang minim, di sisi lain memang petani diuntungkan, tapi konsumen yang telalu tinggi. Yang tidak wajar itu ketika di tingkat petani harganya rendah namun di pasar tinggi," Imbuhnya.
Untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan bahan pokok tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah berupaya untuk memaksimalkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok ( Siskaperbapo). Guna memantau pergerakan harga kebutuhan pokok mulai hulu hingga hilir.
"Makanya Bu Gubernur ingin memaksimalkan Siskaperbapo sehingga tidak hanya memantau demand saja. Tapi antara demand dan suplay terkoneksi," imbuhnya.
Di pasar tradisional di Trenggalek, harga cabai rawit merah dijual antara Rp 70 ribu sampai Rp 72 ribu per kg. Sedangkan cabai merah besar dan keriting dijual Rp 60 ribu per kg.
Tonton Video Harga Melambung, Konsumen Pilih Beli Cabai Tanpa Biji:
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini