"Ada beberapa (rencana) kajian beberapa tempat titik macet termasuk Bundaran Dolog dan Bundaran Satelit," kata Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Eri Cahyadi kepada detikcom di sela-sela sidak pembangunan jogging track di Ngagel, Rabu (10/7/2019).
Menurut Eri, dalam kajian pembangunan underpass Bundaran Dolog, seluruh anggaran akan ditanggung oleh pemerintah pusat dan berencana membangun jalan ke atas (flyover). Namun rencana itu kemudian dinilai tidak sesuai karena akan merusak tata ruang kota.
Baca juga: Risma Resmikan Underpass Pertama di Surabaya |
"Di Bundaran Dolog itu sudah menggunakan (anggaran) pusat tetapi pemerintah pusat itu rencananya naik ke atas. Tapi itu tidak sesuai karena itu akan merusak tata ruang kota maka kita sampaikan bawah underpass," terang Eri.
"Tapi masih dalam perhitungan moga-moga bisa dioper ke bawah. Tapi masih dalam jangka panjang," imbuh pria yang juga Plt Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya itu.
Eri menambahkan, salah satu alasan rencana pembangunan underpass di Bundaran Dolog sebab titik tersebut mempunyai tingkat kemacetan yang tinggi. Untuk itu, pemkot telah memprioritaskan untuk mengatasinya.
"Kalau kajiannya Dishub ya tinggi (kemacetannya) ini yang jadi prioritas kita untuk selesaikan," Eri menambahkan.
"Cuma ini kita masih kajian berapa meter yang kita butuhkan. Anggaran dan rencana pembangunan masih kita kaji. Kita juga belum lakukan tes tanah untuk kedalaman underpass sampai berapa meter," lanjut Eri.
Saat ditanya mulai kapan akan dibangun underpass Bundaran Dolog? Eri memperkirakan masih sekitar 2 tahun lagi. Sebab saat ini anggaran biayanya masih belum ditentukan yang akan disiapkan.
"Kalau mulainya, ini saja belum dianggarkan paling ya 2 tahun lagi. Bisa jadi begitu (pembangunan pada wali kota berikutnya)," tandas Eri.
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini