Jumat (5/7), sesosok mayat ditemukan oleh Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Tim Wanadri, Gema Mahapeta Universitas Bondowoso Relawan Brigadir Penolong, dan sejumlah personel lainnya. Mereka menyisir ulang lokasi yang diduga menjadi tempat jatuhnya Toriq. Hingga malam, Tim SAR dan relawan belum bisa melakukan proses evakuasi karena terkendala medan yang terjal, cuaca kabut dan gelap.
Dalam rilis Tim Wanadri, jasad tersebut dalam posisi tersangkut di batang pohon. "Melihat dari terjalnya medan, diduga survivor terperosok lalu tersangkut di batang pohon," kata anggota Tim SAR Wanadri, Eko Wahyu Prasetyo (W1155-TABA).
Kemudian Sabtu (6/7), upaya evakuasi melibatkan ratusan personel gabungan. Di antaranya berasal dari Pos BASARNAS Jember, Yonif Raider 514, Brimob Kompi Bondowoso, Polres Bondowoso, Kodim Bondowoso, Polsek Curahdami, Koramil Curahdami, Wanadri, GMPT Bondowoso, SAR OPA Jember, BPBD Bondowoso, PMI, RAPI, ORARI, gabungan komunitas pecinta alam dan Puskesmas Curahdami.
![]() |
Jasad akhirnya berhasil dievakuasi dari jurang sedalam sekitar 400 meter. Proses evakuasi berjalan selama sekitar 11 jam karena sulitnya medan. Sekitar jam 16.00 WIB, jasad yang diduga Toriq kemudian dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Dr. Koesnadi Bondowoso.
Polisi memastikan jasad ang ditemukan adalah Toriq, sang pelajar yang hilang. Kepastian itu didapat setelah dilakukan proses autopsi selama sekitar dua jam di RSUD.
"Setelah kita lakukan autopsi, juga ada dari pihak keluarga, jenazah tersebut positif Toriq," terang Wakapolres Bondowoso Kompol David Subagio kepada wartawan.
Meski Toriq merupakan warga Bondowoso, namun jenazahnya dimakamkan di Sidoarjo yang merupakan kampung halaman orang tuanya. Yakni Dusun Nyamplong Desa Wonokalang Kecamatan Wonoayu.
Dari pengamatan detikcom, jenazah Toriq tiba sekitar pukul 23.30 WIB. Orang tua Toriq, Arif Subagio dan Nur Habibah turun dari ambulans sambil menangis. Mereka langsung menuju ke dalam rumah duka.
![]() |
Usai disalatkan, jenazah lalu didoakan. Kemudian jenazah dibawa ke TPU Desa Wonokalang dengan jarak sekitar 200 meter dari rumah duka. Diiringi doa dan isak tangis keluarga, jenazah Toriq dimakamkan.
Toriq merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Arif Subagio dan Nur Habibah. Di sekolahnya, Toriq aktif di kegiatan pramuka lantaran ayahnya merupakan pembina pramuka.
Farid, salah satu sepupu Toriq mengatakan Toriq dikenal pendiam, tak banyak bicara. Meskipun begitu Toriq aktif dalam ekstra kurikuler di sekolahnya di SMP 4 Bondowoso.
"Setahu saya dia memang aktif di Pramuka dan Paskibraka di sekolahnya," kata Farid.
Farid menceritakan rumah orang tua Toriq berada di Dusun Nyamplong Desa Wonokalang Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Kedua orang tuanya pada akhirnya tinggal di Bondowoso setelah ibunya jadi PNS sebagai guru di Bondowoso. Toriq akhirnya juga ikut dan tinggal di Bondowoso.
Farid menambahkan keluarga besar sama sekali tidak menyangka jika Toriq yang bercita-cta jadi TNI itu menjadi korban hilang di Bukit Piramid. Selama Toriq hilang hingga ditemukan, keluarga tidak ada firasat apa pun.
"Jadi saat tahu Toriq hilang kami semua kaget karena memang tidak ada firasat apa pun," imbuh Farid.
Alkisah pada Minggu (23/6), empat pelajar yakni Syafril, Pungky, Toriq, dan Riski melakukan pendakian ke Bukit Piramid yang ada di Desa Ardisaeng, Pakem atau lereng Pegunungan Argopuro sisi timur. Namun saat turun terjadi kabut tebal. Tiga orang berhasil turun. Sementara Toriq tidak tampak bersama mereka.
Pencarian pelajar SMPN 4 Bondowoso tersebut sudah dilakukan sejak Senin (24/6). Karena belum membuahkan hasil, Basarnas secara resmi menutup Operasi SAR pada Minggu (30/6). Pencarian kemudian dilanjutkan oleh Tim SAR Gabungan dengan meminta izin dari pihak keluarga. Bersyukur pencarian membuahkan hasil dan kini Toriq sudah dimakamkan.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini