Pemberian bahan kimia itu dilakukan untuk membersihkan air dan mematikan kuman-kuman. Sesuai imbauan Dinas Kesehatan Pacitan untuk mengatasi wabah Hepatitis A yang korbannya sudah mencapai seribu lebih.
Seperti yang disampaikan Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Imam Choirudin. Sejak wabah Hepatitis A muncul, pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada warga.
Penyuluhan meliputi upaya memberi pemahaman masyarakat terkait seluk beluk 'Penyakit Kuning'. Termasuk tata cara memutus mata rantai penularannya.
"Ini sudah diantisipasi. (Sumber air) yang dikelola oleh keluarga kami sudah banyak diantisipasi walaupun belum maksimal. Dan juga ada penyuluhan dan bantuan dari Dinkes berupa kaporit, ini sudah dilakukan (kaporitisasi)," kata Imam, Kamis (4/7/2019).
Mewabahnya Hepatitis A membuat sejumlah warga di Kecamatan Sudiomoro terhenyak. Pasalnya, selama bertahun-tahun menggunakan air resapan Sungai Sukorejo yang saat ini tengah diteliti tertaik peredaran virus Hepatitis A.
"Karena di sini (Kali Sukorejo) memang satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum, dan masak. Juga untuk pertanian," imbuh Imam.
Jadi dalam enam tahun terakhir, sejumlah warga di Kecamatan Sudimoro mengandalkan kolam di Sungai Sukorejo yang kering, sebagai sumber air saat dilanda kekeringan. Setiap hari, air dari kolam tersebut didistribusikan ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.
Sedikitnya ada 5 desa yang mengandalkan kiriman air dari sumber tersebut. Antara lain Sumberejo, Sudimoro, Karangmulyo, Ketanggung, dan Gunungrejo. Wilayah-wilayah itu merupakan kantong rawan air bersih tiap musim kemarau.
"Saya melayani warga seperti ini sejak 6 tahun yang lalu," kata seorang warga setempat yang mengelola sumber air, Santoso (55) saat berbincang dengan detikcom di lokasi.
(sun/bdh)











































