Emak-emak Ini Nekat Siram Air Panas ke Petugas Saat Lapaknya Digusur

Emak-emak Ini Nekat Siram Air Panas ke Petugas Saat Lapaknya Digusur

Enggran Eko Budianto - detikNews
Kamis, 04 Jul 2019 14:48 WIB
Emak-emak nekat menyiramkan air panas ke petugas/Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Penggusuran lapak pedagang kaki lima (PKL) yang menempati lahan PT KAI di depan Stasiun Jombang diwarnai kericuhan. Para pedagang sempat melawan petugas dengan melempar kayu, batu dan menyiramkan air panas.

Kedatangan petugas dari Daop 7 Madiun, Polsuska, Satpol PP, TNI dan polisi sudah disambut para PKL di depan Stasiun Jombang, Jalan Basuki Rahmad, Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang. Kericuhan pecah saat petugas membongkar paksa lapak semi permanen milik para PKL.

Para pedagang berusaha melawan petugas untuk mencegah pembongkaran lapak mereka. Mereka menyiramkan air panas ke arah petugas. Beruntung tak seorang pun yang terkena air panas tersebut.

Tak hanya itu, emak-emak PKL juga berusaha mengusir petugas dengan melemparkan potongan kayu bekas lapak yang dibongkar. Wanita itu juga menyerang petugas dengan sapu lidi.


Salah seorang PKL Wawan Kurniawan (32) mengatakan, para pedagang menolak digusur karena Pemkab Jombang tidak menyediakan tempat relokasi yang layak untuk berjualan. Menurut dia, tempat relokasi di area kantor Dikopindo Jombang, Jalan KH Hasyim Asy'ari dinilai sepi pembeli.

"Kami tak pernah diajak rundingan. Tahu-tahu akan direlokasi ke Dikopindo. Di sana tak laku jualan karena sepi. Kami punya tanggungan anak dan istri," kata pedagang asal Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang sembari menangis, Kamis (4/7/2019).

Wawan mengaku berjualan di depan Stasiun Jombang sejak 1995 silam. Ia menilai penggusuran yang dilakukan PT KAI dan Pemkab Jombang sebagai bentuk arogansi.

"Saya kecewa dengan Pemkab Jombang dan PT KAI yang arogan. Tak ada yang peduli dengan nasib kami rakyat kecil," imbuhnya.

Lapak para PKL berbaris di sisi barat depan Stasiun Jombang. Warung-warung semi permanen ini menutup trotoar untuk pejalan kaki dan bahu jalan.


Manajer Humas Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko menjelaskan, penggusuran lapak PKL untuk meningkatkan pelayanan pada penumpang kereta api di Stasiun Jombang. Area depan stasiun yang selama ini dipadati PKL akan digunakan sebagai akses pejalan kaki yang akan menuju maupun keluar dasi stasiun.

"Karena lapak PKL membuat crowded, utamanya saat ramai penumpang. Kendaraan di depan stasiun juga kencang-kencang, parkir kurang teratur. Kami buat trotoar di tanah kami untuk melayani pelanggan kami," katanya.

Rencana penertiban lapak PKL ini sudah disosialisasikan sejak Januari 2019. Bahkan sebelum penggusuran hari ini, pihaknya juga sudah menyurati para PKL agar segera pindah.

"Sudah kami surati sebelumnya untuk penertiban. Sebagian sudah pindah, sebagian belum. Maka kami lakukan penertiban semata-mata untuk pelayanan pelanggan PT KAI," pungkasnya.


(sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.