Melihat Warga Pacitan Berburu Air Saat Kemarau

Kolam yang dibuat warga di sebuah sungai kering di Pacitan/Foto: Purwo Sumodiharjo

Pacitan - Sejumlah warga Pacitan mengandalkan kolam yang dibuat di sungai kering sebagai sumber air saat kekeringan melanda. Kebiasaan itu sudah berlangsung selama 6 tahun.

Bagi warga beberapa desa di Kecamatan Sudimoro, berjibaku melawan kelangkaan air bersih seakan lagu lama. Tiap musim kemarau, alunan liriknya kembali terdengar.

Sebuah truk mundur perlahan di atas sungai yang mengering. Di atas baknya terdapat 3 tabung warna oranye. Diameter tandon air itu sekitar 1,5 meter dengan tinggi 2 meter.

Putaran roda kendaraan bermotor itu terhenti tak jauh dari kolam buatan. Bentuknya kotak berukuran 3x3 meter dengan kedalaman setengah meter. Keempat sisinya ditopang zak berisi pasir.

Beberapa lelaki turun dari atas truk. Mereka lantas menjulurkan selang warna biru seukuran betis orang dewasa. Ujungnya dimasukkan ke dalam air. Bunyi mesin pompa terdengar bersamaan liuk selang yang menyedot air untuk dialirkan ke tandon berbahan plastik di atas truk. Tak sampai setengah jam, 3 tandon itu penuh. Kendaraan pun bergerak oleng meninggalkan sungai.

"Saya melayani warga seperti ini sejak 6 tahun yang lalu," kata Santoso (55), pengelola sumber air saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Kamis (4/7/2019).

Prakarsa membuat sumber air buatan itu diilhami banyaknya permintaan air bersih saat kemarau tiba. Dalam perkembangannya, inovasi Santoso diteruskan warga lain secara berkelompok. Tiap truk yang datang mengambil air, pengelola tak memasang tarif khusus. Hanya seikhlasnya saja.

Air yang diambil dari Sungai Sukorejo itu menjadi penopang kehidupan warga saat dilanda kekeringan. Sedikitnya ada 5 desa yang mengandalkan kiriman air dari sumber tersebut. Antara lain Sumberejo, Sudimoro, Karangmulyo, Ketanggung, dan Gunungrejo. Wilayah-wilayah itu merupakan kantong rawan air bersih tiap musim kemarau.

Tonton video Kemarau, Bendung Katulampa Dilanda Kekeringan!:

[Gambas:Video 20detik]