Tuhan pertama kali bertemu dengan Dwi Retno di Pantai Bambang, Lumajang. Ia dikenalkan seorang penjual nasi bernama Kholifah.
Kepada pihak kepolisian, Tuhan mengakui jika dirinya menjadi korban penipuan. Namun di lain sisi ia tidak sepenuhnya menganggap Retno sebagai penipu.
"Ya ditipu sih ditipu. Cuma saya nggak merasa ditipu karena uang itu dimakan bareng-bareng. Uang itu aku kasih. Aku lihat buat beli apa. Sama aku juga," kata Tuhan saat dinterogasi oleh Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, Jumat (28/6).
Baca juga: Seorang Nenek di Lumajang Tipu Tuhan |
Tuhan bercerita, Retno membawa sejumlah uang awalnya. Namun saat dompetnya mulai menipis, Retno merayu Tuhan untuk memberinya pinjaman.
"Pas pinjam uang sama aku gelombang pertama yang Rp 900 ribu, uangnya tinggal 200 di dompetnya," imbuh Tuhan.
Retno meminta pinjaman Rp 1 juta. Tuhan akhirnya mencarikan pinjaman hingga dapat Rp 900 ribu dari temannya.
Tuhan semangat mencari pinjaman karena melihat uang Rp 5 juta yang hampir di depan mata. Kala itu Retno memberitahu Tuhan kalau sudah ada seseorang yang mengirimi dirinya uang. Sehingga Tuhan berpikir, upahnya menemani Retno akan segera cair.
"Nanti uang Mas saya ganti. Tapi uang yang RP 5 juta tetap utuh buat Mas," ujar Tuhan menirukan kata-kata Retno.
Uang Rp 900 ribu itu dipakai Retno untuk membeli buah, ikan matang, kue camilan. Anehnya belanjaan tersebut kemudian Retno bagikan pada siapa saja. Bukan untuk ia konsumsi.
"Habis 620. Pulang. Setiap orang disuruh makan belanjaan tadi.
Setelah itu, Tuhan juga menyerahkan uang Rp 1 juta pada Retno tanpa rasa curiga kalau dirinya sedang ditipu. Ia baru curiga setelah Retno mengobrol dengan seseorang menggunakan handphone mati.
"Retno menelepon seseorang menggunakan handphone Tuhan yang belum nyala. Tuhan curiga," kata AKBP Muhammad Arsal Sahban.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini