Sanggar Tari Sapu Jagad desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Sendratari Gandrung Jajang, Kamis (27/6/2019) sore. Jajang memiliki arti dalam bahasa Indonesia adalah bambu.
Sendratari ini menceritakan perjalanan seorang remaja untuk menjadi seorang penari gandrung sejati. Mereka dilatih mulai dari bagaimana mengenakan kostum Gandrung, menari, menyanyi atau sinden hingga berperilaku baik menjaga moral dan tingkah laku.
"Gandrung tak hanya menari dan menyanyi. Namun memiliki filosofi yang tak bisa dianggap enteng. Mereka layaknya bambu yang meski tinggi tapi tetap merunduk. Artinya meski tenar sebagai gandrung, penari hendaknya tidak sombong dan selalu menjaga perilaku," ujar Riska Widiyana koreografer Sendratari Gandrung Jajang kepada detikcom, Jumat (28/6/2019).
Ada empat proses dalam Gandrung Jajang ini. Yakni Nyantrik, Jogedan, Gendingan dan Pajuan. Calon penari Gandrung harus melalui banyak sekali rintangan dan ritual yang harus dijalankan.
Mereka tak hanya dilatih bagaimana menari gandrung yang benar melainkan juga dilatih langsung oleh dua gandrung senior bagaimana mengenakan kostum gandrung. Melalui proses itu, petuah-petuah penting dari gandrung senior juga diberikan kepada calon penari gandrung. Mereka berpesan kepada calon menari gandrung agar tak sombong jika sudah dinobatkan sebagai Gandrung.
"Dalam pagelaran ini ada beberapa yang bisa dipetik. Menjadi Gandrung tak hanya bisa menari dan menyanyi. Namun mereka memiliki proses yang sangat panjang. Kembali seperti bambu, yang tak langsung tinggi, namun mulai dari rebung, bambu kecil hingga menjadi besar," tambah mahasiswa akhir UNESA Surabaya ini.
Setelah petuah diberikan, calon-calon gandrung ini diminta untuk menampilkan gerakan tarinya yang nantinya salah satu penari dipilih untuk di wisuda. Kemudian, prosesi 'Meras' atau wisuda gandrung yang syarat akan nilai kesyakralan ini juga harus dilalui oleh calon penari.
Mereka menjalankan ritual sedemikian rupa di balik sebuah kain putih hingga akhirnya menjadi seorang gandrung sejati. Gandrung sejati yang tak hanya pandai menari, penari juga harus pandai menyanyikan gending-pending gandrung yang cengkoknya tak semua orang bisa menguasainya.
"Beberapa sesi tarian gandrung juga harus dikuasai. Tak hanya tari sambutan jejer gandrung saja. Gandrung sejati juga harus pandai melayani penonton yang ingin menari bersamanya dalam sesi paju Gandrung, tanpa meninggalkan nilai sopan santun dari seorang penari gandrung," tambahnya.
Salah satu wisatawan asal Jakarta, Della Puspita mengaku takjub dengan pertunjukan Sendratari Gandrung Jajang ini. Dirinya baru mengetahui jika menjadi penari Gandrung butuh proses yang sangat panjang.
"Saya tahunya kalau Gandrung ya di televisi ataupun ajang yang lain. Tapi setelah melihat ini baru tau jika prosesnya panjang. Kita sangat menghormati penari gandrung Banyuwangi," ujarnya.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini