Selain menggelar lapak ayam ternaknya, rupanya sang peternak juga melakukan demo tunggal. Karena beberapa tulisan di kardus, sengaja dipajang di pinggiran dagangan. Di antaranya bertuliskan; "Omah Lan Bojo Amblas Mergo Pitek" (Rumah dan istri hilang karena ayam) dan "Save Peternak Mblitar".
Penelusuran detikcom, pelapak itu seorang peternak ayam broiler mandiri di Desa Sumber Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar. Yuli, dengan sengaja ingin menyampaikan keluh kesahnya kepada masyarakat.
"Ajor mbak. Rego pitek ajor, dari peternak hanya Rp 8 ribu/kg. Padahal di pasar masih di atas Rp 20 ribu/kg. Aku kudu lapor sopo ngene iki (Aku harus lapor siapa ini ?)," ucapnya kepada detikcom, Selasa (25/6/2019).
Anjloknya harga ayam juga diakui Irul, peternak di Garum. Dari kandang, hari ini dihargai Rp 8 ribu/kg. Namun karena Irul merupakan peternak kemitraan, fluktuasi harga tak mempengaruhi usahanya.
![]() |
"Kalau kemitraan gak pengaruh ya. Karena bibit ayam, pakan, obat semua disediakan integrator. Yang kasihan teman-teman peternak mandiri ini. Harga kuthuk (Bibit ayamnya) saja sudah Rp 6.500 per ekor, belum lagi harga pakan. Banyak yang kolaps mereka," ujarnya.
Pantauan detikcom, harga ayam memang mengalami disparitas cukup tinggi di tingkat peternak dengan pasar. Jika di Pasar Templek hari ini harganya masih Rp 22 ribu/kg, di pedagang keliling malah masih Rp 25 ribu/kg.
"Setelah lebaran turun ini. Karena banyak stok daging ayam, jadi harganya kalau di sini saya jual Rp 22 ribu/kg," aku pedagang di Pasar Templek Kota Blitar, Yani.
Namun Yani menolak memberitahu, berapa harga ayam potong yang diambil dari peternak. Yani hanya menerangkan, selisihnya di kisaran Rp 5.000/kg.
Selisih harga di kisaran Rp 14 ribu/kg ini sangat tidak realistis dengan yang disampaikan Yani. Saatnya satgas pangan turun untuk mengungkap simpul disparitas harga ayam potong ini bisa terjadi.
Tonton video Penyiksaan Ayam di Peternakan Australia Terekam Kamera:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini