Kisah Pilu Radika, Bocah Pasuruan Dibiarkan Koma karena Radang Otak

Kisah Pilu Radika, Bocah Pasuruan Dibiarkan Koma karena Radang Otak

Muhajir Arifin - detikNews
Senin, 24 Jun 2019 13:26 WIB
Bocah Pasuruan Derita Radang Otak/Foto: Muhajir Arifin
Pasuruan - Kisah pilu dialami M Radika Aditya, bocah dua tahun asal Desa Lajuk, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan. Putra pasangan Nur Hawi dan Widatur Rohimah ini didiagnosa menderita radang otak. Namun karena ketiadaan biaya, si bocah dibiarkan tergolek koma tanpa penanganan semestinya.

Saat ini Radika koma di Ruang Tulip RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan. Selang infus tersambung ke hidung dan tertancap di lengannya. Kedua orang tua dan kerabat menungguh Radika dengan raut kesedihan. Ibu dan salah seorang kerabat terus menangis melihat keadaan Radika.

Widatur Rohimah, ibu Radika, mengatakan putranya sudah 4 hari tergolek di rumah sakit. Menurut dokter yang mendiagnosa, anaknya menderita radang otak dan harus dirujuk ke rumah sakit yang memenuhi persyaratan dan memadai.

"Sebelumnya tidak ada keluhan apa-apa. Nggak bisa buang air besar. Terus setelah bisa (buang air besar) kejang. Dibawa ke sini kata dokter kena radang selaput otak," kata Widatur Rohimah di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, Senin (24/6/2019).


Menurut Rohimah, dokter menyarankan Radika harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadahi untuk menangani penyakitnya. Namun hingga saat ini tak dirujuk karena ketiadaan biaya.

"Katanya harus dirujuk ke Malang tapi nggak ada biaya. BPJS juga nggak punya," terangnya.

Kini, kedua orang tua dan keluarga masih terus berusaha mendapatkan layanan BPJS maupun layanan kesehatan untuk warga miskin lainnya. "Kasihan pak, sudah kritis anaknya," ujar Rohimah dengan air mata terus mengalir di pipinya.

Humas RSUD dr R Soedarsono, Dya Luciana, mengatakan Radika tiba di rumah sakit pada Jumat (21/6) dalam keadaan kejang. Pihak rumah sakit langsung memberikan penanganan darurat.

"Pasien ini membutuhkan perawatan neurologi anak di tempat penangan intensif anak. Kita tak punya itu katena tipe C. Makanya kami rujuk ke rumah sakit yang punya fasilitas tersebut," kata Dya Luciana.

Saat ini, kata Dya, kondisi pasien sudah stabil namun masih belum sadar. "Sudah stabil tapi masih belum sadar penuh," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.