Johan Budi mengatakan ibundanya Anik Siswati menghembuskan nafas terakhir di tanah kelahirannya, Dusun/Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, Mojokerto pagi tadi. Sebelum wafat, almarhumah sempat mengeluh sakit.
"Kemarin (20/6) (Ibunda Johan Budi) mengeluh sesak nafas, kakinya bengkak," kata Johan Budi di Pemakaman Dusun Kemantren, Jumat (21/6/2019).
Johan mengaku sempat menjenguk ibundanya, Kamis (20/6). Dia sempat ngobrol dengan ibundanya.
Karena kondisinya sakit, dia berpesan kepada keluarganya untuk membawa almarhumah Nanik Siswati ke rumah sakit pagi tadi. Namun, ibunda Johan wafat sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.
"Tadi baru Jumatan dikabarin ibu sudah nggak ada. Semalam sempat ngobrol tidak ada tanda-tanda," terangnya.
Nanik Siswati wafat di usia 82 tahun. Almarhumah meninggalkan 8 orang anak. Johan Budi merupakan anak keempat almarhumah.
"Sebenarnya sakit sudah sejak lama. Sakit sembuh lagi, sakit sembuh lagi. Saya tiap minggu pulang jenguk ibu," ungkapnya.
Sebelum dimakamkan, jenazah ibunda Johan Budi sempat disalatkan di Masjid Al Hidayah, Jalan Raya Desa Kemantren. Ratusan warga, keluarga dan sejumlah pejabat Pemkab Mojokerto mengiringi pemakaman jenazah Anik Siswati.
Jenazah dimakamkan di pemakaman Dusun Kemantren. Johan Budi sempat meneteskan air mata selama proses pemakaman. Dia ikut membantu memasukkan jenazah ibundanya ke liang lahat. (Enggran Eko Budianto/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini