Deklarasi menolak kerusuhan dilakukan di tengah acara Jalan Santai dan Senam Bersama dalam rangka memperingati HUT ke-73 Bhayangkara di Alun alun Bojonegoro, Minggu (16/06/2019).
Menurut Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli, deklarasi yang dilaksanakan bermaksud untuk menolak segala bentuk kerusuhan termasuk nantinya terkait keputusan MK mengenai gugatan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019.
"Perusuh adalah musuh masyarakat, kita harapkan masyarakat Bojonegoro tetap menjaga kondusifitas. Mari bersama jogo Bojonegoro bareng," kata Ary.
Kegiatan mlaku bareng di minggu pagi ini juga dihadiri oleh wakil bupati Budi Irawanto dan Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Redinal Dewanto. Ribuan massa jalan santai juga dihibur oleh tarian reog dan berbagai hadiah hiburan .
![]() |
Di Nganjuk, sekitar 3 ribu warg memadati Alun-Alun dan Pendopo Pemkab Nganjuk,. Warga ingin memperebutkan hadiah motor yang disediakan oleh Forkopimda.
Hadiah sepeda motor tersebut merupakan rangkaian aksi menolak kerusuhan dan menciptakan suasana Nganjuk yang damai.
"Kita ingin menunjukkan bahwa di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Nganjuk, situasi sangat aman dan damai. Kita sediakan door prize sepeda motor yang intinya warga Nganjuk senang dan menolak segala bentuk kerusuhan terkait sengketa pemilu 2019," kata ujar Kapolres Nganjuk AKBP Dewa Nyoman Nanta Wiranta.
Acara deklarasi tolak kerusuhan itu dikemas dengan aksi turun jalan protokol sepanjang sekitar dua kilometer. Acara turun jalan diberangkatkan oleh Bupati Nganjuk dan di ikuti oleh jajaran OPD dan polisi polres Nganjuk.
"Semua berkumpul disini dengan melakukan jalan sehat dan senam bersama, untuk menunjukan kedamaian. Dengan harapan Kabupaten Nganjuk bisa lebih sejahtera dan kondusif ke depannya," ujar Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidhayat.
Ia mengatakan, saat ini masyarakat diminta untuk menunggu dengan suasana damai sidang sengketa hasil Pilpres 2019 yang masih berlangsung di Mahkamah Konsitusi (MK). (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini