Bentuk balonnya pun bermacam-macam mulai dari reog, karakter tokoh kartun, motif batik dan masih banyak yang lainnya. Cara menerbangkannya yakni balon diisi dengan uap panas, tak lupa sebelumnya balon diikat agar tidak terlepas ke udara.
Setelah mulai mengudara, ada 3 orang yang memegang tali demi menjaga balon agar tidak terlepas.
Balon yang sudah diterbangkan membuat langit Ponorogo bak langit Eropa, seperti di Yunani dan Turki. Berbagai warna balon tampak menghiasi langit bumi reog. Pemandangan ini pun nampak menyejukkan mata.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Widyargo Ikoputra menjelaskan dukungannya dengan kegiatan festival balon. Sebab, untuk mewadahi tradisi masyarakat dalam menjaga kearifan lokal.
"Namun yang perlu diingat, ada aturan yang berlaku, lokasi yang tepat serta diatur dalam regulasi yang benar," tutur Iko saat ditemui di lokasi, Rabu (12/6/2019).
Iko menambahkan pelaksanaan festival balon bisa menjadi tempat sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya menerbangkan balon udara tanpa awak. Pasalnya, dapat mengganggu penerbangan pun juga bisa menyebabkan kebakaran baik di hunian masyarakat maupun di kawasan hutan.
"Diharapkan festival ini terus berlanjut dan tetap menjadi kearifan lokal Ponorogo," tegasnya.
Kemudian, Direktur Navigasi Penerbangan Indonesia Kemenhub Asri Santoso menambahkan tahun 2019 ini Pilot Report (Pirep) menemukan 28 balon udara tanpa awak.
![]() |
"Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu sejumlah 80 an balon," terang dia.
Menurutnya, para pilot yang melihat balon udara saat melintasi kawasan Semarang dan Solo. Meski laporan gangguan penerbangan belum terjadi di Karisidenan Madiun, pihaknya pun mengantisipasi masyarakat agar tidak menerbangkan balon tanpa awak.
"Karena balon itu bisa menutup kokpit, bisa meledak ke bagian mesin pesawat, membahayakan," jelasnya.
Ke depan pihaknya berharap dapat bekerjasama dengan kemendagri, kapolri dan KASAU serta kemendiknas untuk dimasukkan kedalam kurikulum pembelajaran di tingkat SD-SMA meski balon udara ini merupakan potensi wisata tapi harus memenuhi aturan yang berlaku.
Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Radiant menambahkan hingga saat ini para pelaku penerbang balon liar hanya dijerat dengan pembinaan dari pihak kepolisian.
"Supaya masyarakat jera dan tahu kalau menerbangkan balon udara dan ada petasannya itu bisa membahayakan orang lain," papar dia.
Dengan adanya festival balon udara ini diharapkan masyarakat semakin sadar terhadap penerbangan balon liar. Pun juga bisa menjadi wadah sosialisasi kepada masyarakat sebagai potensi wisata.
"Tahun ini alhamdulillah banyak berkurang penangkapan balon udara liar, tahun lalu ada 159 sekarang tinggal 50 an," pungkas dia.
Tonton video Seru! Rebutan Gunungan Ketupat Warga Ponorogo:
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini