Korban adalah Sapik (66) pemilik sumur, Busar (31), warga Dusun Gupong, Desa Wringin Anom, dan Mustofa (51), warga Dusun Semendi Barat Desa Semendi.
Dugaan sementara, kekurangan oksigen terjadi akibat menghirup gas karbondioksida di dalam sumur sedalam sekitar 5 meter tersebut. Kejadian ini berawal saat Sapik meminta tolong dua korban lainnya untuk menguras sumur tua. Rencananya sumur di areal rumahnya itu, akan digunakan kembali saat datang sanak famili pada lebaran nanti.
"Yang turun paling awal adalah Mustofa. Tubuhnya diikat menggunakan tali. Namun selang beberapa menit kemudian, Mustofa tidak sadarkan diri," ujar Sulihan, tetangga korban, Senin (3/5/2019).
Melihat Mustofa tak sadarkan diri, lanjut Sulihan, Sapik pemilik sumur berinisiatif menolong. "Sapik kemudian turun. Juga menggunakan tali," tambah pria bertetangga dekat dengan para korban ini.
Tak disangka, Sapik, yang hendak menolong korban pertama ternyata juga tak sadarkan diri. Kemudian Busar, korban selanjutnya turun ke dalam sumur berniat membantu dua korban sebelumnya.
"Tapi nahas, Busar, juga ikut tak sadarkan diri," urai Sulihan.
Setelah ketiga korban terlihat tak berdaya, warga sekitar-pun ramai-ramai menarik tubuh korban yang sama-sama masih terikat tali hingga ke permukaan sumur.
"Semua langsung kita larikan ke Rumah Sakit Tongas," tutup Sulihan.
Kanit Reskrim Polsek Tongas Iptu Mugi membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. "Dari ketiga korban, Busar, yang dinyatakan medis meninggal di rumah sakit," kata Mugi saat ditemui.
Mugi mengatakan ketiga korban tewas karena menghirup asap yang keluar dari mesin pompa air. Korban terpapar asap mesin pompa, lantaran diletakkan juga di dalam sumur yang hanya memiliki kedalaman 5 meter itu.
"Jadi korban meninggal murni karena menghirup asap mesin pompa air, yang diletakkan di dalam sumur. Itu juga dikuatkan dengan keterangan medis rumah sakit," kata Mugi.
Mugi menjelaskan meski telah menelan 3 korban tewas, namun kepolisian tidak melanjutkan proses hukum atas kematian para korban. Hal itu dikarenakan, pihak keluarga mengikhlaskan kematian para korban dan menganggap peristiwa yang terjadi adalah musibah.
Ironisnya seluruh korban menurut informasi pihak keluarga, sama-sama lahir pada tanggal 1 Juni
"Karena pihak keluarga sudah menyadari penyebab meninggalnya korban, kepolisian disini hanya sebatas menjadi mediator," tandas Mugi. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini