Terakhir, KH Tolchah mengajak semua keluarganya pergi menunaikan ibadah umrah. Sebelum kemudian kondisinya terus menurun, karena gangguan pencernaan.
"Beliau merupakan orang tua yang sangat mencintai keluarganya, masih di tahun ini (2019), mengajak semua keluarga untuk ibadah umroh bersama. Kami sempat bingung, karena sudah sepuh. Namun alhamdulillah semua berjalan lancar," ungkap menantu KH Tolchah Hasan, Hadardi Airlangga ditemui di rumah duka Jalan Ronggolawe, Singosari, Kabupaten Malang, Rabu (29/5/2019), malam.
"Beliau merupakan sosok leader (pemimpin), politiikus dan banyak mendedikasikan dirinya untuk umat. Pesan yang pernah diberikan adalah, jangan sampai bersaing dengan anak buah," sambung Hadardi.
Menurut dia, KH Tolchah cukup memiliki kedekatan dengan umat. Sosoknya juga dikenal multi talenta dan memiliki kepedulian tinggi untuk dunia pendidikan Islam.
Hadardi menuturkan, jika ada gangguan pada tenggorokan yang dikeluhkan KH Tolchah sebelum kondisi kesehatannya menurun. Upaya pengobatan kemudian dilakukan dengan membawanya ke RS Islam.
"Ada gangguan pada tenggorokan. Sakit ketika menelan, itu yang dikeluhkan. Kemudian kami membawanya ke RSI (rumah sakit Islam) dan kemudian dirujuk ke RSSA. Disana (RSSA) sekitar dua pekan menjalani perawatan," tutur dokter spesialis penyakit dalam ini.
KH Tolchah Hasan lahir di Tuban pada 10 Oktober 1938 silam. Pernah menjabat Menteri Agama di era Presiden Abdulrachman Wahid atau Gus Dur. Kiai Tolchah juga merupakan pendiri Universitas Islam Malang (Unisma) hingga menjadi perguruan tinggi terbesar Nahdlatul Ulama.
Kiai Tolchah wafat pada Rabu (29/5/2019) pukul 14.10 WIb, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Saiful Anwar Kota Malang. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga Jalan Bungkuk, Singosari, Kabupaten Malang, malam ini. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini