Acara yang digagas Polres Blitar itu mengundang sekitar 60 anak muda yang mewakili komunitasnya masing-masing. Jika dilihat dari atribut yang mereka pakai, ada yang dari ormas Islam seperti NU, Banser dan Muhammadiyah.
Selain itu ada juga perwakilan pecalang, pemuda Hindu, Buddha dan pemuda-pemudi Katholik serta Kristen. Lalu tampak hadir juga perwakilan BEM perguruan tinggi di Blitar serta Gus Jeng Blitar 2019.
"Ngabuburit kebangsaan ini mengajak adik-adik perwakilan ormas, agama, BEM mahasiswa termasuk Gus dan Jeng Blitar. Kami himpun di sini untuk menyamakan persepsi dan merumuskan bagaimana menghadapi situasi belakangan ini yang dimotori kaum muda," kata Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha pada detikcom, Senin (27/5/2019).
Menurut kapolres, dengan bersatunya perwakilan pemuda dalam satu acara, diharapkan mereka bisa membantu memberikan ide dan sumbangsih pada kepolisian agar wilayah Polres Blitar tetap kondusif.
"Kami dengarkan ide, pemikiran mereka sebagai generasi muda menyikapi situasi seperti ini. Masukan mereka sangat berarti bagi semakin baiknya polisi melayani negeri," imbuhnya.
Baca juga: Ngabuburit ke Masjid Bersejarah di Bandung |
Kehadiran mereka di Ngabuburit Kebangsaan juga diharapkan menguatkan peran pemuda untuk menjaga keberagaman, persatuan dan kesatuan. Yakni demi keutuhan NKRI.
Usai mendengarkan ide pemikiran dari perwakilan pemuda, acara dilanjutkan dengan pembagian takjil. Takjil diberikan kepada semua pengendara yang melintas di depan Mapolres Blitar di Talun.
Ngabuburit Kebangsaan kemudian diteruskan dengan acara buka bersama di Aula Hoegeng. Lalu ditutup dengan doa bersama demi kedamaian, kerukunan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini