Jasa penukaran uang baru untuk Lebaran mulai tampak di beberapa ruas jalan di Kota Lamongan sejak beberapa hari terakhir. Seperti di Jalan Basuki Rahmat, Lamongrejo, A Yani, Ahmad Dahlan, Sunan Drajat dan di seputar Alun-alun Kota Lamongan.
Penyedia jasa menawarkan penukaran uang baru kepada pengguna jalan. Mulai dari pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu.
Salah seorang yang membuka jasa penukaran uang yakni Subairi. Ia menawarkan uang-uang baru tersebut di di depan BRI Lamongan di Jalan Basuki Rahmat.
Subairi sudah lama beralih menjadi penyedia jasa tukar uang baru saat Ramadhan. Dari Rp 100 ribu uang yang ditukarkan, dirinya mendapatkan upah Rp 10 ribu.
"Masih sepi mas, belum ramai. Mungkin nanti kalau sudah hari ke 25 biasanya mulai ramai," katanya, Senin (20/5/2019).
Lebih jauh Subairi menuturkan, pendapatannya dari jasa penukaran uang baru tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, tahun ini banyak pendatang baru yang menjual atau menyediakan jasa penukaran uang di Lamongan. Dalam sehari, Subairi mengaku bisa menukarkan uang hingga Rp 5 juta.
"Kalau sudah mendekati lebaran akan semakin ramai," imbuhnya.
Pendapat serupa disampaikan Hadi yang membuka jasa penukaran uang di sekitar Alun-alun Kota Lamongan. Hadi mengaku, untuk hari ini masih sepi. Biasanya, kata Hadi, jasa penukaran uang baru akan ramai ketika memasuki hari ke 25 Ramadhan.
"Masih sepi mas," akunya.
Meski belum ditemukan beredarnya uang palsu di Lamongan. Namun Kepolisian Lamongan meminta warga masyarakat untuk tetap waspada.
"Banyaknya masyarakat yang mulai menukarkan uang pecahan serta meningkatnya perputaran ekonomi saat mendekati Lebaran memang kerap dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mengedarkan uang palsu," kata Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung pada wartawan.
Untuk itu, kata Feby, sebagai upaya preventif pihaknya kerap melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak sembarangan menukar uang dan selalu melakukan 3 M pada uang yang diterima.
"Upaya preventifnya kita tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak sembarangan menukarkan uang dan memeriksa dulu uang yang diterima," imbuh Feby.
Selain melalui sosialisasi, upaya lain yang dilakukan untuk mencegah peredaran uang palsu adalah dengan melakukan sidak ke sejumlah lokasi penukaran uang. "Kami juga menugaskan anggota Reskrim dan anggota Binmas untuk melakukan sidak ke lokasi penukaran uang," tambahnya.
Feby menjelaskan, dari sidak yang dilakukan, polisi belum menemukan adanya peredaran uang palsu di Lamongan. "Belum ditemukan, laporan juga belum ada. Sidak ini akan berlangsung hingga menjelang lebaran," pungkasnya. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini