Monumen Jenderal Sudirman, Tempat Ngabuburit Favorit Warga Pacitan

Monumen Jenderal Sudirman, Tempat Ngabuburit Favorit Warga Pacitan

Purwo S - detikNews
Minggu, 19 Mei 2019 15:12 WIB
Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Pacitan/Foto: Purwo S
Pacitan - Kawasan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman kerap dijadikan tempat ngabuburit menjelang buka puasa tiba oleh warga Pacitan. Selain sarat nilai perjuangan, situs sejarah di Desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan itu juga menyuguhkan keindahan panorama alam.

Sejauh mata memandang, hamparan tanaman hutan kehijauan berbatas garis ufuk. Patung Sang Penglima berdiri kokoh membelakangi langit senja yang megah keemasan. Semilir angin sejuk khas pegunungan membuat pengunjung kerasan berlama-lama di tempat setinggi 1.200 mdpl tersebut.

Waktu baru menunjukkan pukul 16.30 WIB. Tapi suhu terasa dingin melebihi ruangan ber-AC. Pancaran sinar mentari keemasan yang menyembul di antara kaki tegap Pak Dirman tak mampu meredam hawa menusuk tulang. Jaket atau kaos lengan panjang pun jadi pilihan untuk bisa bertahan.

Tiba di pintu masuk, ada 12 pilar melengkung di kanan kiri lorong. Sebuah tiang bendera berukuran raksasa berdiri di tengah pelataran. Makin mempercantik komposisi lukisan alam senja hari. Di bawah tiap pilar, ada relief menempel di beton. Melengkapi kisah heroisme Sang Jenderal selama memimpin gerilya.

Pemandangan yang sama juga dapat disaksikan pengunjung saat menyusuri dinding gedung yang melingkar pelataran. Sementara di dalam gedung terdapat diorama. Karya seni tiga dimensi itu merangkai rentetan sejarah saat tentara bersama rakyat mempertahankan Ibu Pertiwi dari tangan penjajah.


Untuk menuju lokasi patung berbahan perunggu setinggi 8 meter tersebut, pengunjung lebih dulu harus menapaki puluhan anak tangga. Deretannya sangat tegak. Sehingga pengunjung harus berhati-hati. Selanjutnya, hamparan lantai berlapis blok semen di sekitar patung dapat dipilih menjadi tempat bersantai sembari menunggu magrib tiba.

Pantauan detikcom, puluhan pengunjung duduk berjajar di anak tangga. Rata-rata berusia remaja. Sebagian lainnya swafoto dengan latar patung Pak Dirman. Tak hanya dengan media foto, ada pula wisatawan yang mengabadikan momen tersebut dengan format video. Dia adalah Obi Madi Resanto (23).

"Di sini pemandangannya luar biasa sekali. Udaranya sejuk banget. Hawa seperti ini nggak bisa kita dapatkan di kota," ucap videografer asal Ngawi, Minggu (19/5/2019).
Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Pacitan/Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Pacitan/ Foto: Purwo S
Obi mengaku dirinya sengaja datang ke obyek wisata sejarah tersebut karena penasaran. Apalagi dia sering mendengar cerita tentang eksotika tempat di puncak Bukit Gandrung tersebut. Obi lantas memutuskan berangkat bersama 2 orang saudaranya.

"Penasaran banget pingin bikin videonya," tuturnya sembari menggenggam kamera mirrorless lengkap dengan mikrofon.

Kesan berbeda dirasakan Haidaruddin (15). Pelajar yang baru saja lulus SLTP di Pacitan itu datang bersama kedua orang tuanya. Kakak dan adik perempuannya juga turut serta. Saat ditemui detikcom, keluarga itu tengah selfie di sebelah utara patung.


Haidar mengaku sudah dua kali datang ke tempat ini. Sebelumnya dia pernah datang saat karya wisata kala dirinya masih duduk di bangku SD. Keluarga yang tinggal di Kota Pacitan itu berencana menikmati buka puasa di tempat tersebut.

"Asyik aja suasana di sini. Memang rutenya jauh, tapi nggak masalah. Dari dulu pinginnya main lagi ke sini. Tapi keluarga bisanya baru sekarang. Ya sudah, sekalian dijadwalkan buka puasa aja," katanya disambut gelak tawa keluarganya.

"Menunya bawa dari rumah," imbuh Ahsan (19), kakak Haidaruddin.

Untuk menuju Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman dapat ditempuh dari dua jurusan berbeda. Jika berangkat dari Kota Pacitan, pengunjung dapat melalui rute Arjosari-Nawangan-Pakis Baru. Jarak tempuhnya sekitar 40 kilometer.

Adapun wisatawan asal kota lain di wilayah utara seperti Ponorogo, Wonogiri, dan sekitarnya dapat menempuh rute Purwantoro-Kismantoro-Jeruk-Pakis Baru. Hanya saja, pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Sebab, jalan provinsi sepanjang 25 kilometer tersebut melewati beberapa tanjakan dan tikungan ekstrem.


Simak Juga 'Ngabuburit di Atas Jembatan Kereta Setinggi 1.000 Meter':

[Gambas:Video 20detik]

(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.