Para calon penumpang yang akan masuk ke dalam ruang tunggu stasiun diperiksa petugas. Kemudian para penumpang di dalam gerbong kereta juga diminta menunjukkan kartu identitas. Tak hanya itu, petugas juga memeriksa barang bawaan penumpang.
Sejumlah warga negara asing (WNA) calon penumpang merasa bingung dengan apa yang dilakukan aparat. Mereka bertanya-tanya kenapa barang bawaannya diperiksa. Terlebih banyak media yang mengambil gambar terkait giat tersebut.
"Ada apa ini? Mengapa banyak polisi? Juga mengapa barang bawaan penumpang diperiksa?" ujar salah seorang WNA asal Inggris Edward kepada salah satu wartawan dengan menggunakan bahasa asing, Minggu (19/4/2019) siang.
Bahkan ia memprotes wartawan yang mencoba mengambil gambar kegiatan sweeping. "Tolong jangan ambil gambar saya! Kenapa sampai banyak orang begini," sambungnya.
Senada dengan Edward, seorang WNA asal Singapura Wati juga sempat bingung karena banyak polisi dan tentara yang berkumpul di stasiun. Dengan logat melayu dirinya bertanya-tanya apa yang dilakukan para aparat tersebut.
"Awak (saya, red) tadi sempat ditanya identitas, saya pun jawab, WNA Singapura. Datang ke Jember karena om meninggal," katanya.
Wati datang ke Indonesia bersama suami dan satu orang anaknya. Ia baru merasa tenang setelah diberitahu tentang adanya sweeping dari aparat untuk antisipasi aksi people power.
"Oalah karena masalah politik. Ya awak berharap Indonesia aman. Karena yang diinginkan kedamaian dan tenteram. Tak sampai ricuh atau ramai-ramai aksi," ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo yang tengah bersama Dandim 0824 Jember Letkol Inf Arif Munawar menyampaikan, sweeping tersebut sebagai langkah antisipasi dan imbauan kepada masyarakat untuk tidak usah ke Jakarta terkait aksi 22 Mei.
"Kami TNI-Polri dan kepala stasiun, jika sampai ada yang akan ikut-ikutan aksi (people power 22 Mei 2019) mengimbau untuk pulang saja," katanya.
"Tunjukkan bukti-bukti pelanggaran Pemilu jika ada, dan serahkan ke Bawaslu. Nanti akan ditindaklanjuti," sambung Kusworo.
Terkait ketidaknyamanan dari sejumlah calon penumpang, terlebih lagi sejumlah WNA, pihaknya meminta maaf. "Kami menyampaikan permohonan maaf kami dan dari turisnya tadi menerima dengan baik. Untuk giat ini akan terus dilakukan selama dibutuhkan, sampai aksi 22 Mei mungkin," pungkasnya.
Simak Juga 'Polisi Tetap Antisipasi Gangguan Lain di Aksi 22 Mei':
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini