Untuk membantu mencegah meluasnya pemanasan global, pihak pondok mengembangkan listrik tenaga surya. Kini listrik tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kemudian kegiatan belajar mengajar di pondok juga dirasakan semakin nyaman. Pengeras suara digunakan agar para santri dapat mendengarkan penjelasan guru dengan jelas. Serta kipas angin agar para santri tidak gerah saat menerima pelajaran.
Baca juga: Tantangan Sektor Energi |
Penggunaan listrik tenaga surya sudah dimulai di pondok sejak Oktober 2018. Kala itu pihak pondok tidak ingin kegiatan belajar mengajar terganggu apabila listrik PLN terjadi pemadaman.
"Alhamdulillah dengan bergotong-royong warga LDII, kami bisa mewujudkan pembangunan PLTS berskala besar di Ponpes ini," kata Pemimpin Ponpes Wali Barokah KH Soenarto kepada detikcom, di ponpes yang berada di Kelurahan Burengan dan Kelurahan Banjaran Kota Kediri, Sabtu (18/5/2019).
Menurut Soenarto, pihaknya mencoba mensyukuri anugerah Tuhan berupa sinar matahari, dengan menjadikannya energi listrik. Energi yang bisa menerangi pondok sehingga menghemat biaya pengelolaan pondok secara signifikan.
"Untuk ke depannya ada pemikiran menjadikan ponpes ini sebagai wisata religi dan edukasi teknologi PLTS. Sehingga menginspirasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penerapan energi baru terbarukan," Imbuhnya.
Ketua Pendamping Teknis Horisworo menjelaskan secara teknis bagaimana cara kerja PLTS di Wali Barokah Kediri. Pembangkit listrik tersebut dirancang dan dikelola para alumni pondok yang mahir di bidangnya. Dengan anggaran Rp 10 miliar, mereka memasang PLTS di Rooftop Wali Barokah berukuran 41 x 40 meter dengan 640 panel.
"Dalam Lima jam pancaran sinar matahari tiap hari, pembangkit listrik tenaga surya Ponpes Wali Barokah mampu menampung 220 kilowatt. Selain itu PLTS tersebut juga dilengkapi 40 baterai penyimpanan energi listrik dari PLTS untuk malam hari. Dengan kapasitas 50 ribu watt," kata Horisrowo yang juga alumni Wali Barokah.
Dengan 4 ribu santri yang bermukim, awalnya ponpes harus mengeluarkan biaya Rp 125 juta untuk membayar tagihan listrik PLN setiap bulannya. Namun sejak memanfaatkan tenaga surya mereka mampu menghemat pengeluaran hingga Rp 50 juta.
"Prinsipnya ponpes Wali Barokah sudah mempraktikkan dan berinvestasi jangka panjang dalam bidang energi baru terbarukan," imbuh Horisworo.
Menurutnya pembangunan dan pengembangan ponpes adalah sebuah keniscayaan. Ponpes Wali Barokah telah menabung dan berinvestasi untuk mandiri energi, memanfaatkan karunia Illahi. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini