Mengintip Kemegahan Masjid Al Abror, Saksi Berdirinya Kota Sidoarjo

Mengintip Kemegahan Masjid Al Abror, Saksi Berdirinya Kota Sidoarjo

Suparno - detikNews
Kamis, 16 Mei 2019 03:33 WIB
Masjid Al Abror Sidoarjo/Foto: Suparno
Sidoarjo - Masjid Al Abror merupakan salah satu saksi bisu berdirinya Sidoarjo. Selain itu, siar Islam di Kota Delta juga tidak lepas dari peran masjid tersebut.

Masjid Al Abror berada di Dusun Kauman, Kelurahan Pekauman Kecamatan Kota Sidoarjo. Tepat di samping selatan sebuah mal, Jalan Gajah Mada, Sidoarjo.

Karena berada di kawasan pusat perbelanjaan, masjid tersebut tidak terlalu tampak. Namun siapa sangka Masjid Al Abror merupakan cikal pusat penyebaran Islam di Sidoarjo.

Masjid dua lantai itu berdiri kokoh dengan didominasi warna hijau dan kuning. Sekilas, orang tidak akan menyangka bila bangunan tersebut merupakan masjid tertua di Sidoarjo.

Namun bila dilihat lebih dekat, kemegahan masjid akan tampak dengan gaya arsitekturnya. Al Abror sudah direnovasi tiga kali dan kini hanya menyisakan dua bagian bangunan asli yang merupakan peninggalan tahun 1678. Yakni pintu masuk sisi utara masjid dan tempat pemakaman Mbah Moelyadi yang berada di depan tempat imam. Mbah Moelyadi merupakan pendiri masjid.

Arsitektur Masjid Al Abror Kota Sidoarjo/Arsitektur Masjid Al Abror Kota Sidoarjo/ Foto: Suparno


"Masjid Al Abror dibangun pada tahun 1678 oleh satu orang yang berasal dari Mataram. Dan dibantu oleh dua orang dari Madura dan dan satu dari Cirebon," kata Takmir Masjid Muhammad Alfan kepada detikcom di Masjid Al Abror, Kamis (16/5/2019)

Mbah Moelyadi datang ke Kauman lantaran ada pemberontakan Trunojoyo. Dua pendiri masjid dari Madura yakni Mbah Badriyah, Mbah Muso. Sedangkan Mbah Sayid Salim dari Cirebon. Makam ketiga tokoh itu pun ada di sebelah makam Mbah Moelyadi.

"Mereka berempat merupakan pendiri Masjid Al Abror, saat ini dimakamkan di lokasi masjid ini," tambah Alfan.

Alfan menyampaikan, Masjid Al Abror erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Sidoarjo dan siar Islam di Kota Delta. Kala itu masih bernama Kabupaten Sidokare.


Masjid dibangun berdekatan dengan Sungai Jetis yang merupakan jalur transportasi utama pada saat itu. Kemudian dilakukan pemugaran pada tahun 1859 oleh bupati pertama Bupati Sidokare, R Notopuro.

Makam Pendiri Masjid Al Abror/Makam Pendiri Masjid Al Abror/ Foto: Suparno

"Pada saat itu bangunan yang tidak direnovasi hanya pintu gerbang di sisi utara masjid yang dicat putih. Dan petunjuk waktu pertanda salat dengan sinar matahari yang berada di depan masjid," terangnya.

Renovasi yang terakhir pada 2007. Kala itu Sidoarjo dipimpin Bupati Wein Hendarso. Semua bangunan diubah hingga seperti saat ini.

Pria berusia 62 tahun itu mengatakan, Masjid Al Abror merupakan salah satu ikon Pemerintahan Sidoarjo. Di depan masjid dulu merupakan Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo. Kemudian alun-alun dan masjid pindah di depan pendopo.

"Cerita pendirian Masjid Al Abror erat kaitannya dengan sejarah siar agama Islam di Sidoarjo serta berdirinya Kabupaten Sidoarjo," pungkas Alfan. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.