Satu persatu kru bus mulai sopir dan kondektur diperiksa kesehatannya mulai tekanan darah, mata hingga dilakukan tes urine.
Dari pemeriksaan itu, didapati secara umum kebanyakan sopir memiliki tekanan darah tinggi. Hasil tes tekanan darah rata-rata berada di angka 150 sampai 180.
Selain pemeriksaan kesehatan, petugas juga mengecek kesiapan tiap armada bus yang ada di terminal setempat. Pemeriksaan meliputi lampu, ban, rem, kemudi, dan surat-surat kendaraan.
Kapolresta Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal mengatakan langkah pemeriksaan kesehatan para sopir dan armada bus dilakukan guna meminimalisir terjadinya kecelakaan saat arus mudik.
Oleh karenanya, ia mengimbau para sopir yang kurang fit kesehatannya, agar tidak memaksakan mengangkut penumpang sebelum kesehatannya kembali stabil.
"Saya imbau para sopir bisa menjaga kesehatannya, tertib di jalan serta utamanya tidak mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Karena dampaknya selain membahayakan diri sendiri, juga orang lain akan terkena imbasnya," kata Alfian.
Alfian menghimbau agar para sopir tidak ugal-ugalan di jalan saat mengangkut penumpang. Salah satu sopir bus, Jumawi, mengatakan dirinya mengapresiasi adanya pemeriksaan kesehatan dan armada oleh polisi.
Dengan pemeriksaan itu, Jumawi mengaku akhirnya tahu kondisi kesehatannya terkini yang ia belum sempat memeriksakan kesehatannya sendiri.
"Bagus lah adanya pemeriksaan oleh petugas, jadi saya bisa tahu kesehatan saya saat ini. Dan tentunya bisa lebih waspada," ungkapnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini