Disebut kampung kaligrafi karena sebagian besar warganya berprofesi sebagai pengrajin kaligrafi. Mereka kebanyakan membuat kerajinan kaligrafi, lalu dijual pada pengunjung hingga melayani orderan dari luar daerah.
Berkunjung ke kampung kaligrafi memang serasa menambah kesejukan hati. Karena selain suasananya bernuansa kaligrafi, sejauh mata memandang sekitar yang tampak tulisan-tulisan indah berhuruf Arab.
Kampung kaligrafi yang ada di tengah perkampungan warga ini awalnya digagas oleh Ahmad Zubairi bersama masyarakat di desa setempat. Mereka kebetulan memang memiliki keahlian membuat hiasan dinding atau ornamen berbentuk kaligrafi.
Di kampung ini, pengunjung bisa melihat secara langsung melihat, mulai dari desain hingga pembuatan kaligrafi berhuruf Arab. Bahkan, pengunjung bisa langsung merasakan bagaimana membuat kaligrafi sesuai dengan desain yang anda buat sendiri.
"Kami memang sertakan wisata edukasinya. Mereka bisa mendesain sendiri kaligrafi. Sehingga pengunjung bisa ikut merasakan tingkat kesulitan dalam membuat kaligrafi," ujar Ahmad Zubairi, kepada detikcom di rumahnya sekaligus bengkel kerjanya, Minggu (12/5/2019).
![]() |
Menurut alumni IAIN Jember ini, bahan yang digunakan untuk pembuatan kaligrafi tersebut sengaja dipilih dari limbah-limbah bekas. Seperti pelepah pohon pisang, kulit kacang tanah, hingga kayu yang sudah dimakan rayap.
"Bahan bakunya semua ramah lingkungan. Kami memanfaatkan sampah- sampah, agar tidak mengotori lingkungan. Sekaligus memiliki nilai ekonomis juga," imbuhnya.
Untuk harga satu kerajinan kaligrafi cukup bervariasi, warga tak mematok harga khusus. Tergantung ukuran serta tingkat kesulitan pembuatannya. Kisaran harganya sekitar Rp 100 ribu. Tapi ada juga yang Rp 6 juta.
"Kami bersyukur. Dengan berdirinya kampung kaligrafi ini pendapatan warga semakin meningkat. Sehingga dapat mengatrol tingkat kesejahteraan masyarakat," kata Ahmad Zubairi.
Salah seorang pengunjung asal Makasar yang kebetulan lagi mudik, Ahmed Winarno (34), mengaku sengaja berkunjung untuk membeli kaligrafi. Hiasan itu akan dibawanya pulang ke Makasar.
"Saya dikasih tahu saudara yang ada disini, bahwa ada kampung kaligrafi. Kebetulan saya memang butuh untuk dipasang di rumah baru di sana," tutur Winarno.
Simak juga video Kapan Waktu Yang Tepat Lakukan Olahraga Saat Puasa?:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini