Apa yang dilakukan oleh Ludi Ifranda (30), pemuda asal Desa Kendal, Kecamatan Sekaran, ini memang patut ditiru. Dia mengubah gerobak bakso menjadi gerobak pustaka dan membawanya untuk bisa dinikmati warga lain. "Apa yang saya lakukan ini tak lebih dari keinginan saya karena ingin menumbuhkan minat baca pada warga," jelas Ludi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (8/5/2019).
Ludi mengatakan, gerobak pustakanya sebenarnya tidak hanya buka selama bulan ramadhan saja, tapi hari-hari biasa juga masih menjajakan gerobak pustakanya. Gerobak pustakanya, kata Ludi, buka tiap hari menjelang waktu berbuka puasa sambil menunggu waktu berbuka.
"Jelang buka kami menggelar buku-buku sambil ngabuburit," terangnya.
Agar banyak yang membaca, kata Ludi, dia sengaja memilih taman desa yang ada di Desa Kendal, Kecamatan Sekaran. Ludi sengaja memilih taman desanya karena taman selalu menjadi jujugan dan selalu ramai pengunjung yang ingin menunggu waktu berbuka. Kebanyakan mereka hanya main gadget atau handphone, kata Ludi, sehingga timbul keinginannya untuk menjajakan buku-bukunya itu di taman.
"Di taman, kita bisa menikmati pemandangan alam desa sembari membaca," jelasnya.
![]() |
Di luar bulan puasa, Ludi yang dibantu relawan literasi ini biasanya hanya buka pada hari Sabtu-Minggu.
"Alhamdulillah ramai mas, setiap buka pengunjung yang datang bisa ratusan, baik anak-anak maupun dewasa dan pengunjung juga bisa membaca buku-buku ini secara gratis alias tidak dipungut biaya apapun," papar Ludi yang mengaku pengunjung gerobak pustakanya tak hanya dari desa setempat tapi juga dari tetangga desa.
Aksi Ludi menyediakan buku bacaan dengan gerobak pustakanya juga mendapat bantuan dari sejumlah relawan dari para penggiat gerakan literasi yang ada di desanya. Relawan literasi ini membantu Ludi bekerja menjajakan buku dan mengemasi buku jika sudah waktunya tutup lapak.
"Kendalanya cuaca, kalau cuaca sedang tidak bersahabat karena hujan, ya terpaksa kami tidak buka," jelas Ludi yang mengaku hingga kini ia dibantu dengan relawan literasi bisa menyediakan 500 judul buku mulai dari buku pengetahuan sosial, alam, komik, novel dan buku pertanian serta agama yang semuanya adalah buku koleksi pribadi dan donasi dari pemuda desanya.
Salah seorang pengunjung gerobak pustaka, Imron mengaku apa yang dilakukan Ludi dan teman-temannya ini bisa membuat waktu ngabuburitnya tidak terbuang percuma. "Sembari menunggu magrib, saya bisa baca buku-buku mulai dari komik hingga novel," terangnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini