Meski demikian, para warga jemaah Aboge setempat tetap khidmat menjalankan ibadahnya. Pada Selasa pagi, suasana perkampungan jemaah Islam Aboge di Desa Leces nampak lengang dari aktivitas warga.
Jemaah Islam Aboge atau Alif-Rabo-Wage awalnya diajarkan Raden Sayid Kuning. Perhitungan yang digunakan dipercaya sudah digunakan para wali sejak abad 14. Ajaran ini sendiri disebarkan Raden Rasid Sayid Kuning dari Pajang.
Jemaah Islam Aboge mempercayai perhitungan dalam satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal Za, Dal Ba/be, Wawu dan Jim akhir. Selain itu, dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan Pasaran Jawa.
Pasaran Jawa sendiri meliputi Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Untuk hari pasaran pertama di tahun Alif, jatuh pada Rabu Wage, tahun Ha pada Ahad/Minggu. Pon (Hakadpon).
Tahun Jim awal pada Jum'at Pon (Jimatpon, tahun Za pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wau pada Senin Kliwon (Wanimwon) dan tahun Jim akhir Jum'at Wage (Jimatge).
Sementara disebutkan Tokoh Islam Aboge, Ustaz Buri Maria, selisih sehari jemaah Islam Aboge berpedoman pada kitab Mujarobah, yang perhitungan awal 1 Ramadhan menggunakan rumus tahun alif. Dan tahun ini menggunakan rumus Da-Nam-Ro berarti bulan Ramadhan hari keenam pasaran loro atau dua, yang awal Ramadhan jatuh pada hari Selasa.
"Karena pasarannya loro atau dua, jadi awal Ramadan untuk jemaah Islam Aboge jatuh pada hari Selasa, dan dini hari tadi kita lakukan sahur," terangnya.
Tak hanya awal puasa, Ustaz Buri Maria juga mengatakan selisih waktu tak hanya terjadi pada awal puasa, namun dimungkinkan salat Idul Fitri Jemaah Islam Aboge besok akan juga berbeda dengan pemerintah.
Tonton juga video Burj Khalifa, Gedung Tertinggi di Dunia dengan 3 Waktu Buka Puasa:
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini