Saat diperhatikan celengan mereka bentuknya serupa. Berbentuk persegi panjang dan terbuat dari kayu serta diwarnai merah putih. Pada sisi atas ada lubang untuk memasukkan uang koin.
Rupanya mereka sedang antre untuk proses penghitungan uang. Sebab, penghitungan uang hanya dilakukan oleh 100 pemuda pemudi karang taruna.
Acara bedah celengan itu merupakan gelaran kali ketiga. Tidak hanya itu, acara ini juga dikemas dengan sangat meriah oleh Pemdes Bringinan. Mulai dari panggung hiburan, undian hadiah serta penampilan Reog.
"Peserta yang hadir tahun ini sekitar 400an dari 550 celengan yang tersebar," tutur Kades Bringinan Barno saat ditemui detikcom di lokasi, Rabu (1/5/2019).
Barno menambahkan, idenya berawal dari tahun 2014 lalu saat menjabat Kades pertama kali. Ia ingin mengajarkan anak-anak di desanya untuk hidup hemat dengan cara menyisihkan sedikit uang sakunya dan dimasukkan ke dalam celengan.
Baca juga: 5 Mitos Keuangan yang Aneh tapi Nyata (3) |
Awalnya hanya diikuti oleh belasan anak, lambat laun semakin banyak yang tertarik dan ikut menabung. Alhasil yang semula menabung anak-anak, kini juga diikuti oleh para orang tua dari berbagai kecamatan yang ada di Ponorogo.
"Seperti dari Kecamatan Sukorejo, Badegan, Kauman, Jambon, Balong, Bungkal dan Jenangan itu banyak yang ikut," terangnya.
Dipilihnya acara menabung, lanjut Barno, ingin mengajarkan anak-anak untuk menghargai uang receh. Selain itu, mengajarkan agar tidak boros dalam membelanjakan uang.
Barno mengisahkan saat ia duduk di bangku SMA. Dia rela menyisihkan sebagian uang jajannya untuk membayar SPP sekolah. Meski menanggung malu membayar SPP dengan uang receh, Barno bisa membuktikan bahwa dengan uang receh dirinya bisa lulus sekolah.
"Pecahan Rp 100-200 kalau dikumpulkan lama-lama jadi banyak, ya kita mengharapkan anak-anak lebih menghargai uang, jangan dihambur-hamburkan," jelasnya.
Bahkan Barno pun sejak 5 tahun terakhir memiliki celengan uang receh yang belum dibuka. Dia mengaku kemungkinan uang celengannya mencapai Rp 50 juta.
"Harapannya bisa lebih banyak lagi yang ikut menabung atau bisa jadi inspirasi bagi desa-desa lain. Dengan menabung saya yakin apa yang dicita-citakan bisa tercapai karena uang tidak bisa lepas dari kebutuhan apapun," paparnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Langgeng Hartono menambahkan peserta yang memiliki celengan ada 550 orang. Dia memprediksi tahun ini yang ikut bongkar celengan ada 400 an peserta.
"Ada 30 loket yang kami sediakan untuk mempercepat proses penghitungan," tukasnya.
Menurutnya, dipilih waktu jelang Ramadan saat bongkar celengan karena anak-anak biasanya ingin membeli kebutuhan seperti baju, tas dan keperluan sekolah lainnya.
"Pesertanya banyak tahun ini karena kami sebar lewat medsos, akhirnya banyak yang ikut. Kami harap ini bisa jadi destinasi wisata yang menarik di desa kami," tegasnya.
Salah satu peserta Adisty Dyah (11) mengaku sengaja mengumpulkan sebagian uang sakunya untuk membeli baju baru. "Ini kali ketiga saya ikut, saya selalu ikut nabung. Uangnya buat beli baju dan keperluan sekolah," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini