Bantah Aniaya Caleg Perindo, Ini Kronologi Versi Pihak Peter Sosilo

Bantah Aniaya Caleg Perindo, Ini Kronologi Versi Pihak Peter Sosilo

Hilda Meilisa - detikNews
Selasa, 30 Apr 2019 18:21 WIB
Pengacara Peter Sosilo saat membeberkan kronologis kasus kliennya/Foto: Hilda Meilisa
Surabaya - Pengacara Peter Sosilo, Yafeti Waruwu membantah kliennya melakukan penganiayaan terhadap caleg Perindo Rudy Wibowo. Begini kronologis kejadian versi pengacara Peter.

Yafeti menceritakan kronologi dari versi kliennya. Dia menyebut kejadian ini bermula pada Jumat (19/4/2019), sekitar pukul 22.00 WIB Rudy mendatangi rumah Peter.

"Kronologi yang sebenarnya, Jumat malam jam 22.00 WIB saudara RW bertamu di rumahnya Peter Sosilo. Yang namanya SOP dalam hal bertamu kan wajib melapor ke satpam. Tapi belum dipersilakan masuk ke pagar ada persyaratan mengisi buku tamu, dia meninggalkan dan tidak menghiraukan," kata Yafeti membuka ceritanya di Surabaya, Selasa (30/4/2019).

"Bersama teman rambutnya gondrong, masuk di teras rumah. Akhirnya masuk, terlihat bernada emosi menanyakan Peter yang lagi duduk di teras rumah dan ngopi bersama sekuriti membahas masalah ekspedisi, pekerjaan sehari-hari," lanjutnya.


Lalu, Yafeti menyebut Peter mempersilakan Rudy untuk duduk. Keduanya pun membahas tentang hasil perolehan suara di TPS. Yafeti mengatakan pembahasan ini lantaran Peter merupakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Perindo Jatim.

"Komunikasinya mengenai hasil suara di TPS, hasil suara tersebut Pak Peter Susilo sebagai Ketua Bappilu di Jatim wajib menanyakan suara di TPS untuk kita kawal supaya suara itu ndak hilang. Saat menanyakan di TPS mana, RW tidak menyampaikan suara di TPS ini atau dimana, tapi langsung menjawab apa urusanmu," imbuh Yafeti.

Tak hanya itu, Yafeti mengatakan Peter memang sempat menyuruh Rudy membuat surat pernyataan terkait dimana saja suaranya yang perlu dikawal. Namun, Yafeti menyebut Rudy justru mengata-ngatai Peter.


"Peter minta buat surat pernyataan, dimana TPS yang Anda mendapatkan suara supaya kita kawal. Akhirnya cekcok. Rudy menyampaikan hal-hal kurang mengenakkan pada pak Peter, yang menyampaikan 'kamu siapa', 'kamu bukan siapa-siapa', 'kamu itu Chino bajingan', 'jancok asu," paparnya.

Usai itu, lanjut Yafeti, Rudy pun meninju mata kanan Peter. Dia menyebut mata Peter hingga kini masih berair dan mengalami cacat. Akibat hal ini, Peter tak ikut datang ke konferensi pers karena disebut masih sakit.

"Setelah itu membabi buta, pak Peter itu diserang membabi buta. Tendangan kaki juga sehingga kemaluannya ditendang. Pak Peter panik, sekuriti yang disitu dua orang melerai," ungkapnya.

"Setelah melerai, jaraknya berjauhan, saudara Peter tersenggol pel-pelan. Untuk menangkis, pel-pelan ini diambil untuk menahan tendangan maupun tangkisan atau tinju dari saudara Rudy. Peter membalas serangan Rudy. Perlu kami sampaikan dengan adanya perkelahian yang memulai lebih dulu saudara RW," lanjut Yafeti. (hil/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.