5 PR Dinkes Mojokerto Tahun Ini, Kematian Bayi Baru Lahir Hingga TBC

5 PR Dinkes Mojokerto Tahun Ini, Kematian Bayi Baru Lahir Hingga TBC

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 23 Apr 2019 14:17 WIB
Pembukaan Raker Kesda Dinkes Kabupaten Mojokerto/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto mempunyai 5 pekerjaan rumah yang harus digarap tahun ini. Beragam persoalan kesehatan itu dibahas dalam rapat kerja daerah lintas sektoral untuk menelurkan program dan solusi.

Rapat kerja tentang sosialisasi dan publikasi masalah kesehatan itu diikuti 200 orang dari berbagai elemen pemangku kebijakan di bidang kesehatan. Mulai dari organisasi profesi kesehatan, rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas dan ponkesdes. Kemudian ada camat, para kepala desa, hingga organisasi sosial dan keagamaan yang mempunyai kepedulian terhadap kesehatan.

"Ada lima isu penting yang kami bahas dalam Raker Kesda kali ini. Penuruan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penurunan stunting, eliminasi TBC, serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi," kata Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin kepada wartawan di aula pertemuan hotel, Jalan Benteng Pancasila, Kota Mojokerto, Selasa (23/4/2019).

Didik menjelaskan, sepanjang 2018 terjadi 19 kematian ibu melahirkan di Kabupaten Mojokerto. Sementara jumlah kematian bayi baru lahir mencapai 141 jiwa.

"Faktor mayoritas bayi lahir berat badannya kurang maksimal, stunting, asupan gizi saat dalam kandungan rendah," ujarnya.


Menekan jumlah penderita tuberculosis (TBC), lanjut Didik, juga menjadi pekerjaan rumah Dinkes Kabupaten Mojokerto tahun ini. Menurut dia, sepanjang 2018 sampai Maret 2019 tercatat sekitar 1.000 orang menderita TBC.

"Untuk TBC kami ada inovasi gerakan masyarakat berantas TBC (Gemar Bertasbih), satu rumah satu kader TBC. Untuk mendeteksi penderita TBC karena selama ini susah dideteksi sehingga penularan terjadi. Kami mengutamakan penemuan kasus dulu, baru memberikan pengobatan," terangnya.

Cakupan imunisasi di Kabupaten Mojokerto, tambah Didik, menjadi salah satu fokus utama tahun ini. Pihaknya menargetkan imunisasi balita dan batita bisa menyentuh 299 desa di wilayah kerjanya. Pasalnya, sejauh ini imunisasi belum menyetuh seluruh desa, yaitu baru mencapai 222 desa.

"Stunting menjadi masalah nasional, tapi alhamdulillah kami tak termasuk kabupaten stunting di Jawa Timur. Angka stunting di kami di bawah 30. Target kami itu kami turunkan," tambahnya.


Tak hanya itu, kata Didik, penyakit tidak menular juga masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Menurut dia, saat ini banyak remaja di Kabupaten Mojokerto yang meninggal karena penyakit tidak menular.

"Perlu ada upaya kita bersama. Kuncinya yaitu gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, makan buah dan sayur, serta cek kesehatan rutin," ujarnya.

Tak sekadar rapat, Raker Kesda kali ini ditargetkan menghasilkan solusi dan inovasi untuk menuntas kelima persoalan tersebut. Oleh sebab itu, rapat hari ini digelar secara intensif.

"Kelima isu itu dibedah menjadi program-program. Output-nya nanti berupa inovasi. Termasuk solusi lintas sektor, semisal mengatasi ibu melahirkan terlambat dirujuk dengan mobil siaga desa," pungkasnya.

Terkait fasilitas pelayanan kesehatan, saat ini Pemkab Mojokerto mempunyai 27 puskesmas. Dari jumlah itu, 21 puskesmas sudah diakreditasi. Sementara 6 puskesmas lainnya ditargetkan selesai akreditasi tahun ini. (sun/bdh)
Berita Terkait