Orang nomor satu di Jatim pun menyoroti ketersediaan pasokan listrik selama pesta demokrasi tersebut. Pasalnya menurut Khofifah, kemungkinan proses penghitungan suara berlangsung hingga malam hari.
"Misalnya adalah kebutuhan listriknya. Karena mungkin proses penyelenggaraan pemilu pada saat pemilihan bisa lebih bdari jam 1 dan saat penghitungan bisa sampai tengah malam," tandasnya.
Gubernur ingin semua potensi gangguan dapat terantisipasi dan terprediksi. Sehingga semua berjalan lancar dan aman.
Manajer PT PLN Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Pacitan, Aris Dwi Fatriadi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan KPU setempat. Hal ini untuk memastikan ketersediaan listrik selama penghitungan suara.
Bahkan, pemeriksaan juga dilakukan ke kantor KPU. Ini berkaitan dengan back up supply di kantor penyelenggara pemilu tersebut.
"Kami temukan genset di KPU dalam kondisi tidak siap dan sudah kita supervisi dan tes. Sekarang genset sudah siap untuk back up supply ke Kantor KPU," terangnya kepada detikcom.
Tidak itu saja, daya listrik di Kantor KPU tidak memadai untuk operaisonal selama pemilu. Karenanya PLN menyarankan agar diajukan Tarif Pesta. Tujuannya agar suplai daya tercukupi selama proses perhitungan.
"Dan sudah ditindaklanjuti KPU untuk proses layanan pestanya," imbuh Aris.
Ketersediaan catu daya listrik juga diharapkan memenuhi kebutuhan hingga kecamatan dan TPS. Selama tahapan pemilu, PLN juga menyiagakan personel jaga. Jika terjadi gangguan jaringan dapat secepatnya ditangani.
Simak Juga 'Cek Kesiapan Pemilu, Khofifah Antisipasi Adanya Perselisihan':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini