Seniman Ini 7 Kali Ritual untuk Tahu Rupa Gajah Mada dan Melukisnya

Seniman Ini 7 Kali Ritual untuk Tahu Rupa Gajah Mada dan Melukisnya

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 10 Apr 2019 10:56 WIB
Lukisan Gajah Mada karya Haris Poerwandi/Foto: Istimewa
Mojokerto - Sosok Gajah Mada yang dilukis Haris Poerwandi (59) diklaim bukan hasil imajinasi belaka. Haris mengaku mendapatkan gambaran sosok Mahapatih Majapahit itu melalui serangkaian ritual di tempat keramat.

Haris mengaku melukis sosok Gajah Mada karena mendapat pesanan dari orang penting di Jakarta. Karena tak ada referensi sejarah terkait deskripsi fisik Gajah Mada, dia lantas memilih menggunakan pengalaman spiritual.

Semula bapak dua anak ini bermeditasi di petilasan Ratu Majapahit, Tribhuwana Wijayatunggadewi di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Namun, dia mendapatkan wangsit agar melakukan ritual di Kubur Jago, Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.

Tempat keramat ini dipercaya sebagai petilasan Gajah Mada dan Raja Jayanegara. Seniman asal Dusun/Desa Perning, Kecamatan Jetis, Mojokerto ini pun memulai ritualnya pada Desember 2017.

"Ritual pakai kembang sekaran. Seperti gading, kenongo. Juga pakai dupa dan wewangian serta tasbih untuk berzikir. Saya baca Al Fatihah untuk semua nabi dan rasul, kepada semua malaikat, kepada semua leluhur Majapahit. Meminta ke Allah SWT supaya dihadirkan roh suci Gajah Mada," kata Haris saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Rabu (10/4/2019).


Dalam meditasinya itu, Haris mengaku melihat langsung sosok Gajah Mada. Dia bahkan mengetahui seluk beluk Gajah Mada sebelum menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit. Dia menyaksikan kisah hidup Gajah Mada layaknya sedang menonton film di layar televisi.

Pelukis yang akrab disapa Mpu Harrys ini menuturkan, Gajah Mada merupakan putra Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Gajah Mada lahir dari rahim selir, Nyai Andungsari yang petilasannya berada di Ngimbang, Lamongan. Gajah Mada kecil dititipkan ke Arya Tada, patih Majapahit kala itu.

Oleh Arya Tada, Gajah Mada disuruh berguru kepada Naga Baruna di lereng Gunung Lawu. Saat dewasa, Gajah Mada diutus untuk mengabdi ke Kerajaan Majapahit. Pada awalnya, dia hanya menjadi juru rawat kuda.
Pelukis Gajah Mada, Haris Poerwandi/Pelukis Gajah Mada, Haris Poerwandi/ Foto: Enggran Eko Budianto

"Gajah Mada mendapatkan warisan pusaka keris Surya Panuluh dari Raden Wijaya. Saat mengucapkan Sumpah Palapa di hadapan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi, Gajah Mada mengangkat keris itu. Itulah bukti bahwa Gajah Mada keturunan Raden Wijaya," terangnya.

Sosok Gajah Mada yang dia lihat saat bermeditasi, lantas dituangkan Haris dalam sebuah lukisan. Namun, saat itu dia merasa kurang yakin. Sehingga dia kembali menggelar ritual hingga berulang kali untuk memastikan sosok Gajah Mada yang kini dia yakini.


"Saya meditasi sampai tujuh kali dalam kurun waktu sekitar tujuh bulan," ungkapnya.

Haris melukis sosok Gajah Mada sebagai seorang pria bertubuh kekar. Mahapatih Majapahit itu dilukiskan sedang mengangkat keris pusaka saat mengucapkan Sumpah Amukti Palapa, yaitu sumpah Gajah Mada menyatukan Nusantara.

Lukisan cat minyak berukuran 80x110 cm itu telah diboyong pemesannya ke Jakarta. Haris mendapatkan upah ratusan juta dari lukisan tersebut. Dia masih menyimpan foto lukisan tersebut.

Sosok sesungguhnya Gajah Mada sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Wajah Gajah Mada yang ada di dalam buku-buku pelajaran ternyata ciptaan M Yamin, Menteri Penerangan era Presiden Soekarno. Tak adanya catatan sejarah terkait deskripsi fisik Gajah Mada, membuat sosok Patih Majapahit itu menjadi misteri.

Gajah Mada sendiri diperkirakan hidup dan menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350 Masehi) dan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi).


Seniman Ini 7 Kali Ritual untuk Tahu Rupa Gajah Mada dan Melukisnya
(sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.