Kampanye Sandi di Magetan Dituding Libatkan Pelajar, Ini Kata Panitia

Kampanye Sandi di Magetan Dituding Libatkan Pelajar, Ini Kata Panitia

Sugeng Harianto - detikNews
Selasa, 09 Apr 2019 13:27 WIB
Suasana jelang kampanye akbar Prabowo-Sandi di Magetan/Foto: Sugeng Harianto
Magetan - Tim Panitia kampanye akbar Prabowo-Sandi di Magetan membantah tudingan Bawaslu setempat, yakni terkait mobilisasi pelajar SMK dari Ponorogo dan keterlibatan anak-anak dalam kampanye.

"Bahwa dugaan dari Bawaslu itu jauh dari kebenaran. Karena saya sebagai MC tadi, mendengar itu memang ada pasukan dari Ponorogo. Pasukan itu dari Ponorogo mereka menamakan Satgas SMK," kata Ketua Panitia Kampanye Akbar Prabowo-Sandi Magetan Arief Djunaidy Boby saat dihubungi detikcom Selasa (9/4/2019).

Menurutnya, SMK yang dimaksud dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi di GOR Ki Mageti Magetan Senin (8/4) bukan Sekolah Menengah Kejuruan. Tapi Sandiaga Memang Keren (SMK).


"Penyimpangan di mana, saya katakan bahwa itu pasukan satgas yang dibuat dari Ponorogo dan dinamakan Satgas SMK. Tapi SMK itu singkatan dari Sandiaga Memang Keren dibentuk oleh H Agus Zamroni pemilik perusahaan di Madiun," imbuhnya.

Ia menambahkan, Agus Zamroni memiliki ratusan karyawan. Baik di pabrik alat pertanian maupun dalam usaha jasa bus pariwisata. Kemudian Agus mengirimkan dua bus yang berisi satgas tersebut ke kampanye yang dihadiri Cawapres Sandiaga Uno.

"Jadi sekali lagi itu satgas SMK Sandiaga Memang Keren. Itu dibentuk oleh Agus Zamroni karena sebagai pengusaha tentu punya karyawan sangat banyak ada ratusan. Dia punya rumah makan dia punya bus wisata. Karyawannya yang putri bertugas menunggu di tempat kerja dan yang cowok diajak kampanye ke Magetan," tambahnya.

Boby kemudian mempersilakan Bawaslu untuk menyelidiki lebih lanjut terkait dugaan mobilisasi pelajar di kampanye. "Bicara anak sekolah Monggo silakan. Menduga-duga silakan diproses," ujar Boby.


Sementara terkait tudingan adanya anak kecil dalam kampanye, Boby mengatakan bahwa itu adalah hak setiap warga ingin mengetahui calon pemimpinnya. Para pendukung Prabowo-Sandi tidak ingin tertipu yang kedua kali.

"Anak kecil yang memang ada itu hak mereka, untuk pengen tahu siapa calon pemimpin. Jadi jangan diartikan itu selalu dianggap kampanye kan setiap warga negara punya hak untuk melihat mengetahui siapa pemimpinnya. Jangan sampai tertipu yang kedua kali," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Bawaslu Magetan mengaku menemukan dua indikasi pelanggaran dalam kampanye tersebut. Yakni terkait mobilisasi pelajar SMK dari Ponorogo dan keterlibatan anak-anak dalam kampanye. (sun/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.