Gus Ipul sapaan akrabnya mengaku prihatin dan menyayangkan aksi tersebut. Dia menambahkan dalam Undang-undang, paslon diperbolehkan untuk kampanye sesuai ketentuan KPU.
"Kita prihatin sekaligus menyesalkan aksi pengadangan terhadap salah satu calon wakil presiden yang sebenarnya diperbolehkan menurut Undang-undang untuk melakukan perjalanan politik ke manapun sesuai ketentuan KPU," kata Gus Ipul di Surabaya, Selasa (2/4/2019).
Gus Ipul menambahkan jika kejadian ini dibiarkan, dia khawatir akan memicu pengadangan-pengadangan serupa terhadap calon lainnya. Menurutnya, pengadangan seperti yang terjadi di Pamekasan kemarin harus bisa dicegah sejak awal.
"Bila ini terjadi dan dibiarkan, bisa memicu di tempat lain akan terjadi pengadangan serupa bagi calon lain," ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini.
Untuk itu, Gus Ipul mengimbau semua pihak terutama pendukung masing-masing calon agar bisa menahan diri. Hal ini demi proses demokrasi yang berjalan dengan normal dan damai.
"Ada sesuatu yang lebih besar yang harus dipikirkan bersama pascapemilu 17 April. Siapapun presidennya, rakyat ini harus sejahtera dan Indonesia menjadi semakin kuat. Itulah hal yang harus dijaga bersama-sama," imbuhnya.
Tak hanya itu, Gus Ipul meyakini aksi penolakan ini bukan karakter asli masyarakat Madura. Menurutnya, masyarakat Madura punya tradisi kuat menghormati tamu.
"Lebih-lebih jika tamunya adalah seorang ulama. Maka itu, kejadian di Pamekasan ini aneh, bukan karakter Madura. Mungkin ada kesalahpahaman, atau terprovokasi, ini bukan asli Madura," pungkasnya.
Simak Juga 'Ma'ruf Amin Batal Ziarah di Pamekasan Usai Dihadang Pendukung Prabowo':
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini