Ada yang bertugas menabuh alat musik, ada yang membawa poster sedangkan Wisnu sendiri menari bujangganong lengkap dengan pakaian serba hitam dan topeng.
Tarian Bujangganong sendiri dipilih karena merupakan salah satu kesenian Reog Ponorogo. Tarian Bujangganong menceritakan tentang sosok patih dari Kerajaan Bantarangin.
Sosok Bujangganong ini sendiri sebenarnya dari kata bujang dan anong berarti orang muda atau pujangga anom atau pujangga muda. Merupakan seorang terpelajar yang cerdik dan cerdas selalu banyak ide.
"Berangkat dari tokoh ini, saya dari kecil adalah penari bujangganong menjadi bagian dari kehidupan saya. Tokoh ini menginspirasi kehidupan saya, bagaimana mejadi seorang pemuda yang harus terpelajar cerdas dan punya ide kreatif," tutur bapak dua orang anak ini kepada detikcom, Kamis (24/3/2019).
Saat bertemu warga, pria 36 tahun ini pun melepas topeng sembari menyosialisasikan coblosan pada 17 April mendatang. Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan visi misinya kepada warga.
Langkah Wisnu pun disambut hangat oleh warga, tak jarang warga mengalirkan dukungannya. Pasalnya, Wisnu selama ini memang dikenal dekat dengan warga melalui kesenian reog. Tak sedikit, desa-desa berubah menjadi desa wisata budaya karena tangan dinginnya.
"Inilah yang akhirnya dalam Pileg tahun ini saya maju di Dapil 6 Ponorogo meliputi Kecamatan Sampung, Kauman, dan Sukorejo, memakai karakter Bujangganong sebagai kampanye kreatif selain masyarakat juga mengenal saya sebagai penari bujangganong," terang dia.
Politisi asal Partai Demokrat ini memiliki tujuan tersendiri dengan kampanye kreatif. Dia ingin menyampaikan bahwa jangan pernah meninggalkan nilai-nilai akar budaya yang dimiliki.
"Karena saya salah satu orang yang selalu yakin bahwa pemimpin yang hebat adalah mereka menempatkan spirit budaya menjadi bagian dari pergerakannya, saya selalu berfikir melalui budaya kita bisa membenahi masyarakat dan membenahi banyak hal melalu estetika dan pendekatan secara lebih manusiawi," pungkas dia. (iwd/iwd)