Tujuh TPS sangat rawan terdiri dari tiga TPS di dalam Lapas Banyuwangi, tiga di wilayah Songgon dan satu lagi berada di wilayah Kalipuro.
"TPS yang masuk kategori sangat rawan ini didasarkan pada letak geografisnya. Jumlah personel yang mem-back up TPS rawan dan sangat rawan lebih banyak. Satu TPS bisa satu anggota Polri," kata Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi kepada detikcom, di depan Pendopo Sabha Swagata Blambangan, saat menggelar simulasi sistem pengamanan kota (Sispamkota), Jumat (22/3/2019).
Jumlah personel yang terlibat dalam pengamanan pemilu sebanyak 11.536 orang. Paling banyak berasal dari anggota linmas. Yakni sebanyak 10.240 personel. Sisanya merupakan anggota TNI dan Polri.
"Ada bantuan personil BKO Polda Jawa Timur, tapi jumlahnya belum tahu," imbuhnya.
Sispamkota melibatkan berbagai instansi selain TNI dan Polri. Seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan dan Linmas. Kemudian hadir pula seluruh forum pimpinan daerah, KPU Banyuwangi dan Bawaslu kabupaten Banyuwangi. Lalu ada tokoh masyarakat dan perwakilan dari Partai Politik.
Dalam simulasi itu digambarkan, pendukung salah satu calon tidak puas dengan hasil penghitungan suara. Sebab, calon yang didukungnya kalah. Situasi berkembang hingga terjadi aksi unjuk rasa besar-besaran oleh pendukung calon yang kalah. Mereka menuntut dilakukan pemilihan ulang. Polisi pun menerjunkan pleton polwan untuk melakukan negosiasi. Namun upaya ini menemui jalan buntu.
Situasi berubah menjadi kericuhan karena pendukung calon yang kalah berbuat anarkis. Akhirnya petugas kepolisian menerjunkan pleton dalmas dan unit K9. Aksi saling dorong pun mulai terjadi antara Polisi dengan massa. Para pengunjuk rasa sempat membakar ban bekas dan meledakkan bom molotov. Unit K9 menurunkan 3 anjing pelacak untuk menghalau massa.
Massa semakin tidak terkendali. Mereka mulai melempari petugas kepolisian yang mengamankan aksi tersebut. Petugas akhirnya menerjunkan water canon untuk menghalau massa. Langkah ini berhasil. Massa akhirnya berhasil dibubarkan sehingga situasi kembali kondusif.
"Karena saat ini sudah semakin mendekati masa kampanye rapat umum terbuka, masa tenang, pemungutan suara dan perhitungan suara," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPU Banyuwangi Syamsul Arifin menyatakan, simulasi Sispamkota merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tahapan Pemilu 2019. Menurutnya itu bagian dari koordinasi KPU sebagai penyelenggara Pemilu dengan TNI, Polri serta Forpimda.
"Mulai 24 Maret - 13 April sudah mulai masa kampanye terbuka. Kalau dari sisi penyeleggara sudah ready," pungkasnya. (sun/fat)











































