Pria yang punya nama asli Agung Sukoco ini juga tetap menempati rumahnya di Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Di desa yang asri itulah Pak Ndul menjalankan profesinya sebagai petani.
"Saya di rumah ya hidup ndeso gini (bertani)," ujar Pak Ndul kepada detikcom, Jumat (22/3/2019).
Hidup bertani, kata Pak Ndul, memang sudah dilakoninya sejak kecil bersama orang tuanya. Namun Pak Ndul enggan menyebutkan berapa luas lahan pertanian yang dia miliki.
"Ada sawah, alhamdulillah. Sudah ada yang mbantu. Mohon maaf, apa perlu disebutkan?," kata Pak Ndul sambil tertawa memohon untuk tidak disebutkan luas sawahnya.
Bagi Pak Ndul, bertani adalah pekerjaan utamanya. Sementara YouTuber adalah pekerjaan sampingannya. Sewaktu-waktu kapanpun saat ada hal lucu, Pak Ndul selalu spontan mengabadikan termasuk saat ke kebun atau sawah.
![]() |
"Kadang ke sawah sama adik bawa ponsel, kadang kamera agar sewaktu-waktu ide muncul, langsung kami abadikan," tandasnya.
Dengan penampilan ala kadarnya dan apa adanya, ditambah wajah ndesonya, pria berkepala plontos ini mampu mengocok perut yang melihat videonya.
Pak Ndul mengaku sudah mulai belajar jadi YouTuber sejak Oktober 2017 secara otodidak. Beratus-ratus jam ia habiskan untuk menonton tutorial atau tips dan trik menjadi YouTuber. Saat ini akun YouTube- nya telah mencapai lebih dari 665 ribu subscriber dalam waktu singkat sekitar tiga bulan.
"Baru sekitar tiga bulan ini saya dapat (penghasilan) lumayan dari YouTube," kata Pak Ndul yang enggan menyebutkan jumlah penghasilan dari youtube.
Pak Ndul mempunyai tim bernama Wagu yang membantunya membuat konten di YouTube. Wagu kependekan dari Waton Guyon. Tim ini beranggotakan enam orang. Kegiatannya bermarkas di rumah Pak Ndul yang sederhana.
Untuk setiap upload video baru ke YouTube, Pak Ndul selalu mewajibkan ibunya untuk menjadi penonton pertama. Itu memang disengaja Pak Ndul agar sekaligus menjadi doa videonya sukses diterima masyarakat. (iwd/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini