"Yang belum menentukan pilihan itu sebagian besar adalah para pemilih rasional, termasuk di dalamnya kaum milenial. Biasanya mereka baru akan menentukan pilihan detik-detik akhir jelang coblosan," kata Ketua Harian Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jatim Anwar Sadad kepada detikcom, Kamis (21/3/2019).
Anwar menambahkan, tema kampanye yang ditawarkan seperti seminar dan diskusi kepada pemilih rasional diyakini akan diterima pemilih rasional. Dan hal itu akan mempunyai pengaruh, sehingga mereka akan memutuskan memilih pasangan capres-cawapres nomor urut 02.
"Pilihan tema kampanye kita lebih bisa diterima oleh pemilih rasional dan kaum milenial," terang politisi Gerindra itu.
"Misalnya diskusi yang digelar di beberapa tempat yang diselenggarakan oleh GMI (Generasi Milenial Indonesia) bekerjasama dengan elemen masyarakat," tambah Anwar.
Saat ditanya berapa target yang akan dicapai di Jawa Timur? Anwar dengan percaya diri mengatakan mampu meraih pemilih rasional dan menang besar di Jawa Timur. Sebab dari pengalaman Pilpres 2014, capres Prabowo defisit suara sekitar 1,4 juta.
"Targetnya (di Jatim) menang. Kita dalam Pilpres 2014 defisit 1,4 juta suara (Jokowi 11.6 juta. Prabowo 10.2 juta). InsyaAllah sekarang sudah makin mendekat. Dan di hari H nanti Paslon (Prabowo-Sandi) bisa unggul," tandas Anwar. (sun/bdh)