Pakar: Cuaca Mempengaruhi Terjadinya Air Laut 'Terbelah'

Pakar: Cuaca Mempengaruhi Terjadinya Air Laut 'Terbelah'

Muhammad Aminudin - detikNews
Kamis, 21 Mar 2019 09:58 WIB
Halocline di Suramadu (Foto: Amir Baihaqi)
Malang - Perubahan cuaca bisa mempengaruhi terjadinya gradasi pada permukaan air di Selat Madura. Seperti yang terlihat dalam video viral di media sosial yang menunjukkan adanya perbedaan warna dari atas jembatan Suramadu.

"Faktor cuaca menentukan, anomali karena dampak badai matahari terjadi kemarin menyebabkan intesitas hujan melebihi batas normal. Sehingga aliran air dari hujan yang ke laut sangat mempengaruhi kadar garam. Sekarang ada jembatan Suramadu, sehingga mudah untuk melihatnya," tutur dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Bambang Semedi Ph.D kepada detikcom, Kamis (21/3/2019).

Bambang mengatakan fenomena gradasi warna air laut itu disebabkan salinitas (kadar garam) yang berbeda. Warna yang berbeda semakin jelas terlihat karena sinar matahari.

"Jadi selain karena anomali cuaca hujan terus-menerus, debit air hujan meningkat dan bermuara ke laut, mengakibatkan adanya perbedaan kadar garam. Sinar matahari memperjelas perbedaan warna di kedua permukaan, karena massa jenis air, " terang Bambang.


Jika arus air laut tak begitu kuat, kata dia, maka fenomena itu akan lebih lama terjadi. Tetapi Selat Madura memiliki karakteristik arus yang cukup kuat, sehingga perbedaan pada permukaan air laut tak begitu berjalan lama.

"Tetapi kemudian akan terjadi lagi. Begitu ada gelombang, arus akan hilang

Halocline disebut sebagai kawasan atau zona vertikal di dalam laut di mana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman air laut.


Perubahan kadar garam mempengaruhi kepadatan air sehingga kawasan yang terjadi berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar. Ketika dua jenis air tersebut bertemu maka terbentuklah halocline.

Bambang berpendapat, fenomena terjadi di Selat Madura kurang tepat jika disebut halocline. Karena halocline hanya terjadi secara vertikal.

"Sedangkan yang sedang terjadi di Selat Madura adalah peristiwa pertemuan-pertemuan massa air yang berbeda densitasnya (massa jenis air). Yang satu sisi memiliki densitas yang lebih ringan, karena pengaruh air hujan (tawar) dari daratan, yang satunya memiliki salinitas (kadar garam) berbeda," sebut Bambang.


Saksikan juga video 'Ternyata Fenomena Air Laut di Suramadu Bernama Halocline':

[Gambas:Video 20detik]

(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.