Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan simulasi ini digelar untuk menunjukkan kesiapan polda dalam mengamankan Pemilu. Selain itu, pihaknya memastikan pesta demokrasi di Jatim bisa berjalan lancar.
Luki menambahkan nantinya ada tiga tingkat kerawanan yang akan diberlakukan Misalnya dari pola rawan, rawan satu hingga sangat rawan. Usai memetakan ini, pihaknya akan mengirim petugas sesuai dengan tingkat merasakannya.
"Untuk Pemilu tahun ini semua tahapan kami waspadai karena Pemilu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ada tiga pola yang satu pola rawan, rawan satu dan sangat rawan ya. Di TPS kan ada satu anggota dan dibagi bagi semua yang sesuai dengan daerah mana yang rawan," kata Luki usai sispam kota di Lapangan Makodam V/Brawijaya Surabaya, Selasa (19/3/2019).
Dalam simulasi ini, Polda Jatim juga menampilkan beberapa contoh kejahatan hingga cara menanganinya.
Untuk itu nantinya setiap pasukan yang ada akan dibagi dalam setiap koordinator wilayah (korwil). Masing-masing Korwil ini akan digeser apabila wilayah lain lebih membutuhkan.
Luki menyebut, dalam melakukan pengamanan ini pihaknya juga dibantu pasukan TNI. "Tanggal 22 Maret kami gelar pasukan secara nasional. Pelaksanaan Pilkada serentak 2018 kemarin, Jatim aman dan mudah-mudahan untuk Pemilu 2019 aman dan lancar," imbuh Luki.
Sementara Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi menyatakan semua kekuatan TNI juga siap mendukung pengamanan pemilu. Pihaknya akan mengerahkan pasukan untuk membantu polisi.
![]() |
Untuk kekuatan yang diterjunkan TNI, tambah Wisnoe mencapai 2/3 kekuatan polisi yakni 17 ribu. Dengan rincian 14 ribu Angkatan Darat (AD), 2.500 dari Angkatan Laut (AL) dan 1.000 dari Angkatan Udara (AU).
"Tapi semua kekuatan kalau dibutuhkan ya siap," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menambahkan Jatim memang membutuhkan pengamanan berlapis.
Selain itu, di Jatim tercatat ada 130.010 TPS. Khofifah mengatakan perlu banyak persiapan. Selain keamanan, dia menyebut pihaknya juga harus berkoordinasi dengan PLN agar pasokan listrik tetap aman.
"Jadi kalau ada 130.010 TPS, bisa membayangkan kalau kemudian proses penghitungannya bisa sampai dini hari. Tentu dari seluruh Pemerintah Kabupaten/ Kota terutama juga Pemprov harus mengoordinasikan detail dengan PLN untuk memastikan tidak ada mati lampu sehingga harus melakukan kesiapsiagaan," papar Khofifah.
Tak hanya itu, Khofifah mengingatkan Pemilu ini berbeda Pilkada 2018 lalu. Menurutnya, Pemilu akan melibatkan banyak orang karena ada lima hal yang harus dipilih.
Khofifah pun mengajak masyarakat membantu TNI dan Polisi dalam menjamin keamanan pemilu
"Saya ingin mengajak bagaimana dalam pengamanan, masyarakat tim dari Polda dan TNI bekerja sama. Selain itu juga seluruh partai pengusung harus ikut untuk menjamin keamanan dan kelancaran Pemilu di Jatim," ajak Khofifah.
Saksikan juga video 'Jangan Kaget! Ini Alasan Papua Jadi Daerah Rawan Pemilu':
(hil/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini