Hal itu dikatakan Ma'ruf saat berceramah di acara silaturahmi dengan para kiai di Pondok Pesantren (PP) Babussalam, Desa Tanggalrejo, Mojoagung, Jombang. Menurut dia, NU memang berusaha untuk kembali duduk di kepemimpinan skala nasional.
Majunya dirinya yang sebelumnya menjabat Rais Aam PBNU sejalan dengan upaya tersebut. Dia menilai, keputusan Jokowi menggandeng dirinya di Pilpres 2019 sebagai bentuk penghargaan kepada NU.
"Ini juga saya anggap memberikan penghargaan pada ulama. Pak Jokowi bisa saja mengangkat wakilnya dari TNI, Polri, politisi, pengusaha, tapi beliau memilih saya. Artinya, beliau mencintai ulama," kata Ma'ruf dalam ceramahnya, Senin (18/3/2019).
Pada kesempatan itu, Ma'ruf Amin sempat menyindir perilaku para calon kepala daerah yang mendekati para ulama hanya saat pencalonan. Para calon tersebut lantas melupakan jasa para ulama setelah terpilih. Dia menganalogikan ulama dengan daun salam.
"Ulama dan kiai kata orang seperti daun salam. Kalau mau masak dicari supaya sedap, wangi. Kalau sudah masak, yang dibuang pertama daun salam. Pak Jokowi tidak. Beliau tidak hanya meminta dukungan, tapi juga menggandeng ulama sebagai wakilnya," terang Ma'ruf yang disambut gelak tawa massa yang hadir.
Mantan Ketum MUI ini juga menyindir para ulama yang dalam ceramahnya gemar memaki orang lain. Menurut dia, cara ceramah dengan memaki-maki orang lain tak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
"Padahal, yang diajarkan Nabi ceramah harus santun. Santun adalah rahmat, tapi banyak orang mengajak dakwahnya tidak santun. Oleh karena itu mari kita ikuti cara NU. Insyaallah kita selamat dunia akhirat," tandasnya. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini