"Saya melihat bahwa kontestasi politik sudah terlalu panas. Kalau saya turun gunung bukan berarti ingin memperkeruh sebuah masalah, tapi tujuan saya adalah mendinginkan suasana di tengah gejolak politik yang semakin memanaskan saat ini," kata Soetrisno Bachir (SB), usai menghadiri Pidato Kebangsaan Kebijakan Ekonomi Umat dengan tema 'Memperkuat UMKM dan Generasi Milenial Muhammadiyah Untuk Indonesia Maju' di Lamongan, Jumat (15/3/2019).
Dikatakan oleh SB, beda pilihan dalam pemilu itu wajar. Namun jika antara sesama manusia saling bermusuhan, hal itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. SB juga tidak mengharapkan kedua organisasi besar Islam di Indonesia yakni Muhammadyah dan NU, pecah.
"Keduanya harus saling bersatu demi kemajuan sebuah bangsa Indonesia dan membenahi akhlak mulia seorang manusia. Kalau kedua organisasi Islam di Indonesia Muhammadiyah dan NU ini bisa bersatu maka bangsa Indonesia tidak akan mudah terpecah belah, bangsa Indonesia akan semakin kuat, meskipun beda pilihan. Saya bisa berbicara seperti ini karena Bapak saya adalah seorang tokoh NU sedangkan ibu saya adalah orang Muhammadiyah, mereka bersatu dan saling menguatkan," jelasnya.
Memang, lanjut SB, saat ini di tubuh Muhammadiyah sendiri ada yang mendukung pasangan Jokowi dan Prabowo, tetapi bukan berarti harus menjelek-jelekkan mereka yang tidak sejalan, apalagi mengatakan kafir.
"Saya pikir warga Muhammadiyah pasti punya pilihan lain. Seperti saya kepada Pak Jokowi, atau yang duduk di atas sana (panggung) punya pilihan yang berada. Tetapi ukhuwah islamiah Muhammadiyah perlu kita jaga," harapnya.
Lebih jauh, SB mengatakan, dalam waktu dekat dirinya akan berkunjung ke sejumlah tokoh Muhammadiyah dan NU serta umat Islam lainnya. Tujuannya, tandas SB, tak lain mengajak seluruh elemen masyarakat agar tetap menjaga kerukunan antar sesama jelang kontestasi politik di negeri ini.
"Saya keliling bukan di kalangan Muhammadiyah saja, tapi semua umat, baik NU maupun Muhammadiyah, karena dua organisasi ini yang bisa membuat negara ini maju dan berpijak pada nilai Islam," tuturnya.
Sementara, terkait penilaiannya terhadap Jokowi, SB mengatakan, secara pribadi menilai jika sosok Jokowi adalah orang baik dan hal ini sudah ia ketahui sejak Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo.
"Kalau saya lihat secara mata batin, sosok Jokowi ini sudah sangat baik kinerja. Dalam ikhtiar saya, baik saat salat tahajud, hajat, maupun yang lainnya beliau adalah orang baik, maka sudah selayaknya beliau memimpin kembali bangsa ini," pungkasnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini