Soal Meteor Diartikan Fatwa Kiamat, Pengasuh Ponpes Merasa Difitnah

Soal Meteor Diartikan Fatwa Kiamat, Pengasuh Ponpes Merasa Difitnah

Muhammad Aminudin - detikNews
Kamis, 14 Mar 2019 22:01 WIB
Pengasuh ponpes bersama Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto/Foto File: Muhammad Aminudin
Malang - Pengasuh Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin M Romli merasa ada yang sengaja memfitnah dirinya. Ia geram karena kegiatan menyongsong meteor yang rutin ia gelar diartikan sebagai fatwa kiamat sudah dekat.

"Jadi program triwulanan selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga untuk menyongsong meteor. Saya ulangi menyongsong meteor, bukan kiamat," kata Romli saat ditemui di di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).

Kabar yang beredar di luar, Gus Romli diduga telah menyebarkan fatwa kiamat sudah dekat. Ia seolah-olah tahu waktu terjadinya kiamat. Sesuatu yang diyakini sebagai Rahasia Sang Pencipta.


Kini Romli membantah tudingan tersebut. Menurutnya, program triwulan disebut sebagai acara menyongsong meteor karena 10 tanda kiamat diawali dengan hantaman meteor. "Saya tegaskan, bukan memberi fatwa kiamat, tapi waspada meteor. Selama itu, kita banyak memperbanyak jamaah dan zikir sampai selesai Ramadan. Artinya kalau terjadi meteor mereka sudah bergabung dengan gurunya dan membawa makanan sendiri-sendiri," imbunya.

Para jemaah yang mengikuti triwulanan tinggal di pondok selama tiga bulan. Mulai dari Rajab hingga Ramadan. Masing-masing dari mereka datang dengan membawa 500 kg gabah atau 300 kg beras sebagai bekal mondok.

Ratusan jemaah yang akan mengikuti program menyongsong meteor itu disebut pengikut Thoriqoh Akmaliyah. Termasuk 25 warga Dusun Krajan, Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo yang sebelumnya dikabarkan minggat.


"Setelah Ramadan gak ada meteor, mereka pulang ke rumah masing-masing. Tapi ketika ada meteor, sudah ada persiapan gabah dan beras, mereka ingin mursyidnya saat datang meteor, karena mereka pengikut Thoriqoh Akmaliyah," lanjut Romli.

Romli menyakini, ada seseorang yang sengaja memelesetkan kata meteor menjadi kiamat. Ia mengaku tahu siapa pelakunya.

"Kita ini difitnah oleh seseorang, karena bukan itu (kiamat) yang dimaksud. Ini program triwulanan dan sudah berjalan tiga tahun. Memang tahun ini jemaahnya lebih banyak dan kemudian muncul fitnah itu," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.