Tak hanya itu, banjir juga meninggalkan lumpur dengan tebal sekitar 15 cm.
"Bersih-bersih ini. Masih saya liburkan anak-anak. Lihat ini berantakan semua. Lumpur masuk kelas," ucap Veronika, Kepala Sekolah TK dan PAUD Dharmasraya Wanita Desa Kersikan Kecamatan Geneng kepada detikcom, Senin (11/3/2019).
Selain kursi dan bangku yang kotor penuh lumpur, kata Veronica, banjir dengan tinggi hampir dua meter itu merusak semua buku pelajaran dan dokumen sekolah. Pihak sekolah berharap dinas terkait untuk segera turun tangan untuk pemulihan pasca banjir ini.
"Buku-buku semua rusak. Bangku kursi kotor semua tadi, ini baru dibersihkan," ujarnya.
Diungkapkan Veronica, jumlah murid sekolah yang ada di sekolahnya yakni untuk TK 24 murid dan PAUD 30 murid sehingga total 54 murid. Sedangkan jumlah pengajar masing-masing ada empat guru sehingga total ada delapan pengajar.
"Berhubung libur dan belajar diubah, semua guru kerja bakti membersihkan ruang kelas. Kami sekali lagi mohon bantuan agar segera pulih sekolah kami agar segera busa belajar anak-anak," pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN 1 Kersikan, banjir yang merendam sekolah selama tiga hari dari tanggal 6-9 Maret itu membuat ujian tengah semester hari ini di tunda. Pihak sekolah terpaksa guru dan semua murid untuk bergotong royong membersihkan ruang kelas.
![]() |
"Ini semua murid tidak bisa ujian tengah semester gimana lagi semua fasilitas terkena banjir," ujar Kepala Sekolah SDN 1 Kersikan, Triani.
Triani menuturkan jumlah murid kelas satu sampai kelas enam berjumlah 88 murid dengan pengajar 12 guru. Semua bangku kursi yang ada di dalam kelas dan kantor lanjut Triani dikeluarkan semua ke halaman sekolah untuk dibersihkan.
Pantauan detikcom sekolah SDN 1 Kersikan ini lokasinya bersebelahan dengan sekolah TK dan Paud serta kantor balai desa. Kantor kepala Desa pun kondisinya juga kotor pasca diterjang banjir.
Lumpur licin tampak di halaman yang ada permainan anak-anak sekolah TK dan PAUD. Halaman Sekolah SD yang di bersebelahan juga tampak banyak bangku sekolah yang dikeluarkan untuk dibersihkan.
Tampak guru sedang membersihkan ruang kelas yang berlumpur dengan air dan sapu. Tak hanya sekolah sejumlah warga juga masih tampak membersihkan rumah dan menjemur kasur, kursi serta pakaian yang terendam banjir.
"Sedang bersih-bersih ini karena kena banjir," terang salah satu warga Rony (35).
Sementara itu pihak BPBD Kabupaten Ngawi belum mengetahui jumlah pasti laporan sekolah yang rusak. BPBD Ngawi hanya mencatat jumlah banjir yang terlapor merendam 26 desa di enam Kecamatan.
Paling parah banjir menerjang Kecamatan Kwadungan dan Geneng dengan ketinggian mencapai dua meter. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini