Khofifah menambahkan, fenomena ini meliputi banjir, rob, tanah longsor, hingga angin puting beliung. Menurut nformasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Khofifah menerangkan kondisi ini akibat fenomena atmosfer yang terpantau muncul secara bersamaan.
Akibatnya, terjadi peningkatan potensi curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya Jawa Timur.
Untuk itu, Khofifah mengatakan masyarakat harus mewaspadai fenomena ini. Terlebih bagi nelayan di wilayah selatan Jatim. Pasalnya, ada potensi gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter.
"Bagi nelayan di wilayah selatan Jawa Timur saya harap terus memantau fenomena ini sehingga dapat memastikan keamanan saat melaut, mengingat BMKG menyebutkan terdapat potensi gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter di wilayah Jatim bagian Selatan," kata Khofifah melalui rilis yang diterima detikcom di Surabaya, Jumat (8/3/2019)
Khofifah menambahkan memang beberapa hari terakhir wilayah Jawa Timur terus diguyur hujan sedang hingga lebat. Hal ini berakibat pada 15 Kabupaten atau Kota di Jatim yang dilanda banjir.
15 kabupaten atau kota tersebut antara lain Madiun, yakni Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Bojonegoro, Tuban, Kabupaten Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan dan Kabupaten Blitar.
Dalam penanganan bencana ini, Khofifah menegaskan prioritasnya yakni memastikan kebutuhan pengungsi tercukupi dengan baik. Selain itu, Pemprov Jatim akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah pusat maupun daerah yang terdampak.
Khofifah berharap Pemerintah Daerah setempat terus aktif dan sigap dalam upaya penanganan bencana banjir. "Prioritas Pemprov saat ini adalah memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dapat tercukupi dengan baik. Mudah-mudahan banjir segera surut sehingga seluruh pengungsi bisa segera kembali ke rumahnya masing-masing," pungkasnya.
Simak Juga 'Becek-becekan, Khofifah Tinjau Banjir di Tol Madiun':
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini