"Yang namanya air mati, ya kita mencuci mengunakan air dari gorong-gorong, air juga buat kebutuhan macem-macam seperti mencuci piring yang penting buat minum tidak," kata Salah satu warga Ita Safitiri (50) kepada wartawan di Sememi, Benowo, Kamis (28/2/2019).
Ita merasa kewalahan jika harus membeli air galon untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Terlebih air PDAM sudah macet sejak tiga hari yang lalu. Sedangkan untuk saat ini, air kadang mengalir pada malam hari namun dalam jumlah yang tidak mencukupi.
"Kita terpaksa memakai air ini, karena biasanya harus beli Rp 4 ribu per galonnya," imbuh Ita.
Setali tiga uang dengan Ita, Sukarti (52) juga mengeluhkan macetnya air PDAM. Sementara setiap bulannya harus membayar tagihan dengan harga yang sama.
"Satu bulan tetap bayar rutin. Mahal bisa sampai Rp 100 ribu sampai Rp 127 ribu, padahal air keluarnya tidak lancar dan sering mati," ujar Sunarti.
Sedangkan Ketua RT 11 Surya Sakti mengatakan, mereka sudah pernah melaporkan apa yang dialami warga ke PDAM Surya Sembada Surabaya. Namun warga hanya membawa pulang janji yang tidak pernah ditindaklanjuti.
"Kita sudah pernah melaporkan kejadian ini dua bulan lalu, tapi hanya di jawab akan diperbaiki. Tapi hingga kini kembali tidak lancar dan sering mati. Bahkan airnya pernah keluar berwarna hitam," pungkas Surya.
Dari pengamatan detikcom, air gorong-gorong tersebut cukup keruh tapi tidak sampai berwarna hitam. Warga mengambil air di bagian atas saja karena pada bagian bawah air terdapat endapan kotoran. (sun/fat)