Warga Bersama GP Ansor Tutup Paksa Saluran Limbah Pabrik

Warga Bersama GP Ansor Tutup Paksa Saluran Limbah Pabrik

Muhajir Arifin - detikNews
Kamis, 21 Feb 2019 17:35 WIB
Foto: Muhajir Arifin
Pasuruan - Puluhan warga bersama anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP) Bangil menutup paksa saluran pembuangan limbah pabrik yang ada di Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji. Aksi tersebut merupakan puncak kekesalan warga karena perusahaan dinilai tak punya itikad baik menghentikan pembuangan limbah ke sungai.

Mereka merupakan warga dari Desa Gununggangsir, Cangkringmalang dan Wonokoyo. Bersama anggota GP Ansor, mereka datang ke lokasi saluran pembuangan limbah PT Mega Marine Pride, Kamis (21/2/2019). Mereka mendirikan tenda di lahan persawahan sebagai tempat kumpul.

Setelah massa berkumpul, mereka langsung melakukan aksi penutupan lubang yang disebut saluran pembuangan limbah misterius. Saluran tersebut mengarah ke sejumlah irigasi, Sungai Wrati dan pemukiman
warga.


Lubang pembuangan tersebut ditutup dengan pasir yang dimasukkan dalam kantong. Setelah air berhenti mengalir, lubang ditutup dengan cor. Aksi ini dipimpin langsung Ketua PC GP Ansor Bangil, Saad Muafi.

"Kita sudah bilang ke DLH dan sebenarnya DLH sudah memberikan peringatan pada dua perusahaan sampai pada peringatan pencabutan izin pembuangan IPAL (instalasi pembuangan air limbah). Tapi kami tetap menemukan perusahaan, salah satunya di Sea Master (PT Mega Marine Pride), ada saluran by pass. Temuan ini sudah kita laporkan ke DLH dan DLH sudah tahu," kata Saad Muafi di lokasi.

Menurut Muafi, DLH kemudian melakukan sidak dan memerintahkan saluran tersebut ditutup. Namun perusahaan tak mengindahkannya.

"Ternyata perusahan begitu cengkal, bukan hanya cengkal tapi nakal, atau apapun namanya saya nggak mau tahu. Mereka tetap memakai by pass ini pertama ketika hujan besar mereka mengikutkan limbah, kedua saat pukul 1 dan 2 malam mereka membuang limbah," imbuhnya.

Sebelum melakukan penutupan, pihaknya sudah memperingatkan perusahaan agar menutup saluran tersebut. Namun perusahaan tak punya itikad baik.

"Saya sudah sampaikan ke perusahaan nggak usah kucing-kucingan karena kami siap mengawasi 24 jam pembuangan limbah ini. Karena kami merasa perusahaan tak ada itikad baik ya sudah ditutup, biar mereka nikmati sendiri limbahnya," tandas Muafi.

Salah seorang warga, Mukarom (39) mengatakan, selama 12 tahun warga menahan diri. Selama itu, warga juga menderita karena setiap hari menghirup bau tak sedap akibat limbah yang dibuang ke sungai. Selain mencemari sungai dan irigasi sumur-sumur warga juga ikut tercemar.

"Sudah hampir 12 tahun kami menikmati bau limbah. Tidak hanya itu, untuk meminumnya saja air sumur kami sudah tercemar," kata Mukarom.


Setelah melakukan penutupan, warga menggelar istighosah di lokasi. Warga memastikan akan terus mengawasi saluran pembuangan limbah tersebut.

Manager PT Mega Marine Pride (Sea Master) Abdul Jalil mengatakan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan warga dalam waktu dekat. Ia berharap segera ada solusi permasalahan itu.

Sebelumnya, warga juga melakukan aksi protes terkait limbah setelah berbagai mediasi yang dilakukan dengan perusahaan gagal menemukan solusi pada Senin (7/1/2019). Kala itu warga juga mengadu ke DLH.

Dalam aksi kala itu, selain PT Mega Marine Pride, warga juga menuntut 4 perusahaan lain untuk bertanggung jawab. Yakni PT Unilever Jasa Kemas, PT Wonokoyo Jaya Corporindo, PT Marine Cipta Agung dan PT Baramuda Bahari. (sun/sun)
Berita Terkait