"Itu gini nyuwun sewu (maaf) terkait dengan jumlah yang masih dirawat kita tidak tahu persis Mas. Tapi yang tahu pihak rumah sakit, cuma ada tertentu yang positif langsung dikirim ke kita," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Triwidodo saat dihubungi detikcom, Jumat (8/2/2019).
Menurut Agung, jumlah kasus DBD sepanjang 2019 yang sudah masuk ke Dinas Kesehatan mencapai 113 penderita. 99 penderita terdata selama Januari. Termasuk dua penderita yang meninggal dunia.
Baca juga: Pasien DBD Meningkat Tajam di Madiun |
"Sekarang data kita kemarin Januari 99 penderita dan yang meninggal ada dua. Untuk Februari ini ada 14 kasus positif DBD dan ada juga yang baru gejala atau suspek namun belum kira masukan yang terlaporkan ke provinsi. Yang kita laporkan yang positif saja," tambahnya.
Agung melanjutkan, terkait penderita yang saat ini tengah di rawat di beberapa rumah sakit di Madiun, menurutnya tidak semua warga setempat. Tapi juga banyak yang datang dari luar kota
"Sebagian pasien seperti di RSUD Batil Dolopo itu pasien kebanyakan dari Ponorogo dan Magetan. Tetap kita terima dan dilaporkan ke dinkes wilayah asal mereka," lanjutnya.
Upaya pencegahan sudah dilakukan Dinkes Madiun. Yakni dengan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di daerah yang dinyatakan endemis DBD.
"Langkah-langkah yang dilaksanakan, kita mengadakan penyuluhan ke masyarakat terkait PSN. Pemberantasan dengan radius 1 km dari temuan kasus penderita DBD. Kita ambil 20 rumah di situ kita hendaknya waspadai, dan semua itu terkait dengan program juga pemberian abatesasi. Terakhir dengan adanya fogging khusus," ujar Agung.
Menurutnya, peran masyarakat untuk menanggulangi masalah DBD sangat besar yakni dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak membunuh jentik. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini