Budi naik angkot jurusan Joyoboyo-Porong. Dengan memakai baju putih dan bertopi hitam, menteri berusia 62 tahun itu berpura-pura menjadi penumpang.
Ia naik dari JX Expo di Jalan Ahmad Yani hingga Terminal Purabaya, di Bungurasih. Budi duduk di bangku depan dan berbincang-bincang bersama sang sopir, Muhammad Yusuf (33).
"Gimana mas, ramai narik angkotnya," tanya Budi kepada sang sopir yang bernama Yusuf, Senin (4/2/2019).
Yusuf pun menjawab pertanyaan tersebut dengan polos dan tanpa tahu jika sang penanya seorang menteri. "Sekarang sepi pak, sudah banyak motor roda dua dan juga angkutan online, apalagi sekarang ada Bus Suroboyo yang bayar pakai botol," kata Yusuf sambil mengemudikan angkot.
![]() |
Yusuf menambahkan, semakin ke sini angkot semakin kehilangan penumpang. Bahkan, pria berusia 33 tahun itu pun tidak sungkan bercerita tentang rata-rata pendapatannya per hari.
"Sekarang narik angkot tidak kayak dulu. Sehari mulai hanya bisa mendapatkan Rp 60 ribu. Carteran juga sepi sekarang pak," tambah Yusuf.
Menanggapi hal itu, Budi mengusulkan agar angkot juga mengunakan air conditioner (AC). Dengan menawarkan kenyamanan, harapannya angkot bisa bersaing dengan mode transportasi lainnya sehingga tidak semakin kehilangan penumpang.
"Kalau angkot dipasang AC gimana, biar rame penumpangnya," kata Budi.
Setiba di Terminal Purabaya, Budi menyempatkan berkomunikasi dengan para penumpang angkot dan sopir lainnya. Salah satunya Subandi.
"Sepi pak sekarang sehari dapat Rp 100 ribu dengan setoran Rp 60 ribu. Kadang sehari tidak mendapatkan penghasilan," pungkas Subandi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini