"Beliau sayang banget ke Indonesia, ke rakyat Indonesia. Maka Pak Jokowi mengingatkan bahaya kampanye mirip propaganda Rusia yang dikembangkan pihak tertentu dengan menebar ketakutan berbasis kebohongan, yang memecah belah dan tak mendidik anak bangsa," ujar Ketua TKD Jatim Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Minggu (3/2/2019).
Mantan Kapolda Jatim itu mengatakan, dinamika yang terjadi menjelang Pilpres mirip dengan strategi yang dijalankan konsultan Rusia untuk kemenangan Presiden AS Donald Trump, yaitu menebar ketakutan yang kerap dibungkus dengan kebohongan.
"Memang mirip kok, metodenya firehose of falsehood, menakut-nakuti dengan menghadirkan data palsu, memanipulasi fakta, hoaks, fitnah. Jadi yang diserang adalah bagian otak terkait rasa takut, bagian otak yang membuat orang mempersiapkan diri untuk hal menyeramkan. Padahal, semua itu manipulatif karena faktanya Indonesia baik-baik saja dan tambah maju," ujarnya.
Dia mencontohkan serangkaian isu bohong yang dilempar kubu tertentu. Mulai kasus Ratna Sarumpaet, 7 juta kontainer surat suara telah tercoblos, hingga penggunaan selang darah hingga puluhan kali pakai di rumah sakit.
"Tapi kebohongan-kebohongan itu direpetisi terus-menerus. Memang itu strateginya. Bahasa Jawa Timuran-nya, plek ketiplek sama yang dijalankan Trump dengan menebar ketakutan berbasis kebohongan," ujarnya.
Machfud mencontohkan ketika Trump mempersoalkan kelahiran Barrack Obama yang disebut Trump tak lahir di AS. Trump juga menyebut Obama dan Hillary Clinton, dua orang dalam satu kubu yang menjadi lawan Trump, sebagai pendiri ISIS.
"Dalam teknik propaganda ini, kebohongan diproduksi masif. Perkara kemudian ketahuan kalau bohong, itu urusan belakang. Yang penting bangun ketakutan dulu agar warga terpecah. Kalau sudah terpecah, yang bermain adalah sentimen, sehingga orang tak lagi rasional," jelasnya.
Machfud mencontohkan bagaimana sentimen itu dimainkan. Misalnya pada kasus informasi palsu serbuan tenaga kerja asing China.
"Yang diserang adalah rasa takut, seolah masa depan WNI terancam. Rasa takut itu membuat orang tak lagi obyektif, karena yang bermain adalah sentimennya. Ini bahaya karena orang dididik untuk curiga, tak rasional, takut, tak optimistis," ujar Machfud.
Seperti diberitakan, Jokowi mengingatkan ada tim sukses yang menyiapkan propaganda ala Rusia untuk Pilpres 2019.
"Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia. Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual," ujar Jokowi dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (2/2). (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini