Kepala Perwakilan BI Kediri, Djoko Raharto mengaku pihaknya khawatir muncul persaingan bisnis pengusaha telur skala besar dan peternak telur skala kecil.
"Kami khawatir, munculnya persaingan bisnis. Makanya kami berikan program pendampingan," jelas Djoko saat dihubungi detikcom, Jumat (1/2/2019).
Program pendampingan ini, jelas dia, dilakukan dengan salah satu mitra binaannya yakni, koperasi peternak telur ayam di Kabupaten Blitar. Koperasi tersebut, termasuk peternak skala kecil yang membutuhkan bantuan dan binaan.
Apalagi, saat ini untuk mewujudkan ekspansi bisnis telur ayam di Blitar, mereka telah menjalin kontrak usaha dengan Food Station di Jakarta.
"Indikasi munculnya persaingan usaha memang ada, seiring ketakutan pengusaha telur tingkat besar yang mewaspadai adanya penurunan pasar telur, karena selama ini usaha telur ayam di Blitar menunjukkan perkembangan pesat," imbuh Djoko.
Djoko menambahkan, dari pendampingan tersebut pihaknya meyakini bahwa ke depan, para peternak akan memiliki kepastian harga di pasaran. Selain itu, mereka juga dapat memperluas jangkauan pasarnya hingga ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Saat ini mereka telah berhasil memasok telur ayam hingga 70 persen dari produksi ke pasar Jakarta. Pasar tersebut telah mewakili permintaan masyarakat di tanah air," katanya.
Selain itu BI Kediri juga akan membuat 1 demplot untuk tempat penyimpanan jagung. Keberadaan demplot ini, ke depan dirancang dengan kapasitas mencapai 25 ton. Bahkan, targetnya wadah ini bakal diwujudkan seperti yang dimiliki Kampung Cokelat di Blitar. (fat/fat)