Fenomena Sapi Mati Mendadak, Ini Penjelasan Dinas Peternakan Lamongan

Lamongan - Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan angkat bicara soal fenomena sapi mati mendadak yang terjadi beberapa bulan ini.

"Hasil sementara bukan karena penyakit anthrax, kemungkinan keracunan dari obat-obatan yang disemprotkan ke tanaman atau racun tikus," kata Kepala Disnakeswan Lamongan, Sukriyah kepada wartawan di kantornya, Kamis (31/1/2019).

Sukriyah mengatakan, hasil uji laboratorium dari sampel pakan dan darah sapi yang mati di Kecamatan Tikung, menunjukkan penyebab kematian sapi di wilayah tersebut bukan penyakit Anthrax.

Baca juga: Dua Ekor Sapi Mati Mendadak Kembali Kagetkan Warga Lamongan

Namun Sukriyah memastikan pihaknya akan kembali melakukan uji laboratorium untuk lebih memastikan penyebab kematian sapi-sapi tersebut. "Untuk hasil pasti belum, sehingga kemarin masih diuji lab lagi, karena hasil laboratorium yang pernah diambil belum bisa disimpulkan," ucapnya.

Sementara untuk penyebab kematian sapi yang ada di Kecamatan Sukodadi, Sukriyah mengatakan masih harus menunggu hasil laboratorium. "Masih dilakukan surveilance dan investigasi di lapangan oleh tim Disnakeswan dan Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates Jogjakarta, belum bisa disimpulkan penyebabnya, masih menunggu hasil laboratorium investigasinya," kata Sukriyah.

Data yang dihimpun dari Disnakeswan Lamongan, fenomena sapi mati mendadak ini selama kurun waktu Desember hingga Januari ini sudah 16 kejadian. "Data di kami menunjukkan kalau sudah 16 sapi yang mati mendadak selama Desember hingga Januari dan terjadi di 2 kecamatan, Tikung dan Sukodadi," ungkap Sukriyah. (fat/fat)